Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah | Fakhri Fuadi Muflih
Selasa, 17 November 2020 | 19:55 WIB
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria berbincang dengan Direktur Perumda Pasar Jaya Arief Nasrudin usai mengecek penerapan protokol kesehatan di Pasar Palmerah, Jakarta Barat, Sabtu (20/6/2020) (ANTARA/Laily Rahmawaty)

SuaraJakarta.id - Kerumunan massa yang hadir saat acara acara pernikahan dan Maulid Nabi di kediaman Pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab, Petamburan, Jakarta Pusat menuai sorotan.

Hal ini lantaran acara itu diadakan di tengah pandemi Covid-19.

Menanggapi hal ini, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria meminta kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk melakukan penelusuran (tracing) penularan Covid-19 di kalangan masyarakat yang hadir.

"Sudah kami minta Dinkes untuk melakukan tracing di petamburan," ujar Riza saat dikonfirmasi, Selasa (17/11/2020).

Baca Juga: Nikita Mirzani Jadi Simbol Perlawanan ke Habib Rizieq

Wagub menyebut nantinya pihak Dinkes yang akan menjalankan teknis penelusuran penularan Covid-19 itu.

Siapa saja yang akan ditelusuri akan dikerjakan lebih lanjut.

"Kan perlu waktu. Teknisnya nanti Dinkes itu yang atur," jelasnya.

Acara Maulid Muhammad SAW dan akad nikah putri Habib Rizieq Shihab yakni Najwa Shihab di Jalan KS Tubun, Petamburan III, Jakarta Pusat, Sabtu (14/12/2020) malam, dipenuhi massa peserta. [Suara.com/Bagaskara Isdiansyah]

Usai acara itu, belakangan Lurah Petamburan Setiyanto juga dinyatakan reaktif Covid-19.

Karena baru dari hasil rapid test, maka akan dilakukan swab test untuk mendapatkan hasil yang lebih pasti.

Baca Juga: Kerumunan Massa di Hajatan Habib Rizieq, Wagub DKI: Itu Bukan Pembiaran

"Informasinya begitu reaktif. Baru rapid test, nanti dicek lagi. Kan tahapannya rapid dulu, baru di swab," kata Riza.

Lurah Petamburan Setiyanto. (ANTARA/Livia Kristianti)

Kepala Suku Dinas Kesehatan (Kasudinkes) Jakarta Pusat Erizon Safari juga menyebut belum ada kasus corona yang terdeteksi dari acara itu.

Menurutnya setelah dua pekan baru terlihat apakah kegiatan tersebut menjadi klaster Covid-19 atau tidak.

"Ya belum ada laporan lah. Yang dampak libur panjang saja baru kelihatan setelah dua minggu," pungkasnya.

Load More