Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah | Fakhri Fuadi Muflih
Minggu, 22 November 2020 | 20:25 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengunggah foto tengan membaca buku berjudul "How Democracies Die", Minggu (22/11/2020). [Twitter@@aniesbaswedan]

SuaraJakarta.id - Unggahan foto Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang sedang membaca buku berjudul "How Democracies Dies" atau "Bagaimana Demokrasi Mati" menjadi sorotan.

Sebab foto itu dianggap menjadi sindiran Anies terhadap situasi Indonesia sekarang ini.

Menanggapi hal ini, Politisi PDI Perjuangan (PDIP) Gilbert Simanjuntak menilai sebaliknya. Ia menyebut lewat buku itu, Anies sedang menyindir dirinya sendiri.

Bukan tanpa alasan, Gilbert mengaku juga sudah membaca buku yang dibaca Anies itu.

Baca Juga: PDIP Sebut TNI Turun Copot Baliho Rizieq karena Anies Tak Becus Kerja

Ia menyebut buku itu berisi soal bagaimana demokrasi bisa mati karena politik pragmatis yang dilakukan Anies selaku pimpinan Ibu Kota saat ini.

"Nyindir siapa? Nyindir dirinya kurasa lebih tepat. Demokrasi mati oleh segilintir orang yang terlalu berkuasa sesuai isi buku yang dia baca," ujar Gilbert saat dihubungi Suara.com, Minggu (22/11/2020).

Menurutnya kondisi dalam buku itu justru dialami oleh Anies sendiri.

Anies disebutnya memanfaatkan kelompok demagog yang fanatik pada suatu hal tanpa berpikir rasional demi mencapai tujuan politiknya.

Imbasnya, kata Gilbert, banyak moralitas bangsa yang dikesampingkan karena Anies menyokong kelompok fanatik itu yang tidak bisa bertindak dengan wajar terhadap situasi sekarang ini.

Baca Juga: Lembek ke Rizieq, PDIP Sebut Anies Langgar Pergub dan Perda Covid-19

"Saat politisi pragmatis dan oportunis bekerjasama dengan kelompok demagog munafik. Moralitas tidak ada tanpa rasionalitas, kalau tidak produknya adalah demagog (fanatik)," jelasnya.

Gilbert menyatakan kelompok yang ia maksud adalah elemen yang menjadi pendukungnya saat Pilkada 2017 dulu.

Anies disebutnya seharusnya tidak lagi mementingkan kepentingan satu kelompok, tapi seluruh rakyat ibu kota.

"Karena sekarang dia harusnya milik publik," terang Gilbert.

Anggota Komisi B Gilbert Simanjuntak saat menghadiri rapat Komisi B di gedung DPRD DKI, Senin (3/2/2020). (Suara.com/Fakhri).

Menurut Gilbert, Anies yang notabene berpendidikan dan bermoral tinggi bisa saja memanfaatkan kelompok fanatik itu.

Sebab, ambisinya saat ini dalam perpolitikan begitu tinggi.

"Seperti kata filsuf Yunani sebelum masehi, Marcus Aurelius yang mengatakan harga diri manusia tidak lebih tinggi dari ambisinya," ujarnya.

Jika memang unggahan Anies itu dimaksudkan untuk menyindir, Gilbert mengaku menyayangkannya.

Sebab, Anies seharusnya fokus pada pekerjaan membenahi Jakarta saat ini.

"Seharusnya fokus dengan kampanyenya, mensejahterakan rakyat, bukan mensejahterakan kelompok," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyapa publik lewat jejaring Twitter miliknya, Minggu (22/11/2020) pagi.

Anies Baswedan menulis ucapan selamat menikmati Minggu pagi disertai dengan sebuah foto diri.

Dalam foto tersebut, tampak Anies Baswedan seolah-olah sedang membaca sebuah buku berbahasa Inggris.

Buku itu berjudul "How Democracies Dies" atau "Bagaimana Demokrasi Mati".

"Selamat pagi semua. Selamat menikmati Minggu pagi," tulis Anies Baswedan melengkapi narasi foto yang diunggahnya.

Alih-alih mendapat balasan 'selamat pagi juga', kolom balasan cuitan Anies Baswedan malah disesaki dengan komentar warganet yang salah fokus dengan buku yang dibawanya.

Warganet menduga, cuitan akun Twitter @AniesBaswedan tersebut adalah salah satu bentuk sindiran kepada Presiden Jokowi.

Pasalnya, sebelum ini beredar foto Jokowi tengah asyik membaca komik "Si Juki".

"Mas Anies Baswedan nyindir yang suka baca komik hahaha," kata @kang*******.

"Keren banget sindirannya. Tajam euy. Kalau masih punya otak dan hati pasti malu," balas @rido******.

Load More