SuaraJakarta.id - Di balik sosok garang Panglima Kodam Jaya/Jayakarta Mayjen Dudung Abdurachman, tersimpan kisah getir hidup masa kecilnya. Mayjen Dudung anak tukang klepon.
Nama Dudung mencuat setelah menyerukan pembubaran FPI. Dudung juga menjadi orang yang memerintahkan pencopotan spanduk Habib Rizieq di seluruh Jakarta.
Hal itu dia ceritakan saat merayakan ulang tahunnya ke 55 tahun. Dia mengenang ibundanya lewat sajian sepiring kue pandan dihiasi klepon dilengkapi dengan teh hangat.
“Euumm, enak tapi lebih enak buatan ibu. Kalau klepon buatan ibu, lebih besar dan lebih kenyal,” ujar Dudung usai mencicipi kue klepon yang membawa memori tentang ibunya di ruang kerjanya.
Baca Juga: Istana Tegaskan Pembubaran FPI Kewenangan Kemendagri, Bukan Pangdam Jaya
Dudung pun bercerita tentang kenangannya bersama Ibunda tercinta di masa-masa sulitnya, terutama usai kehilangan sosok ayah. Sejak Dudung remaja ia melihat ibunya menjadi tulang punggung utama menafkahi delapan orang anak-anaknya.
Dudung yang duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) pun mulai membantu ibunya menjajakan jajanan pasar buatan rumah ke Kodam Siliwangi III/Siliwangi.
Kegiatan itu pun dilakukannya tak hanya sekali dua kali, namun rutin hingga Dudung menginjak pendidikan di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA).
Meski kegiatannya berbeda dengan anak-anak muda di masanya dan ia harus mengantar dagangan ibunya, Dudung pun tak merasa malu. Ia justru terpacu dan lebih giat membantu ibunya untuk menambah pundi-pundi uang dengan menjadi loper koran.
“Saya harusnya masuk SMAN 5 Bandung itu, tapi karena masuknya pagi, maka tidak jadi. Saya carinya yang masuk siang. Biar paginya itu saya bisa anter koran dulu. Jadi anter koran itu pagi jam 04.00 WIB terus pulang pukul 08.00 WIB," katanya.
Baca Juga: FPI Tolak Dibubarkan: Ada Upaya Pecah Belah!
Setelah itu, kegiatan berlanjut dengan mengantar klepon, pastel, donat itu untuk dititipkan ke sejumlah kantin seperti di Kodam III, Taman Lalu Lintas, lalu SMP Muslimin.
"Itu saya lakukan tiap hari,” kenang Dudung.
Usai mengantar koran dan menitipkan jajanan pasar ke beberapa kantin sekitar tempat kediamannya, Dudung pun tak langsung pulang namun mencari kayu bakar yang nantinya digunakan oleh ibunya untuk memasak.
“Memasaknya, dulu masih pakai kayu bakar, sangat tradisional. Mungkin itu juga yang membuat rasa kleponnya, jadi beda dengan yang lain,” ujar Dudung.
Tidak hanya mengenang ibundanya, di hari jadinya itu Dudung pun mengenang masa-masa saat menjalani pendidikan menjadi taruna di akademi militer. Karena mencicipi getirnya kesulitan ekonomi di masa kecil, pada saat menjadi taruna Dudung pun masih gemar berusaha menghasilkan sedikit uang saku.
Saat masa taruna akmil, Dudung kerap mencuri-curi waktu untuk menjadi "kurir" ekspres bagi teman-temannya yang ingin membeli camilan.
- 1
- 2
Terpopuler
- Pemain Keturunan Berbandrol Rp208 M Kirim Kode Keras Ingin Bela Timnas Indonesia
- 6 Rekomendasi City Car Bekas Mulai Rp29 Jutaan: Murah dan Irit Bensin
- 9 Rekomendasi HP Murah Rp 1,5 Jutaan di Juni 2025, Duet RAM 8 GB dan Memori 256 GB
- Pemain Keturunan Rp 312,87 Miliar Juara EFL Masuk Radar Tambahan Timnas Indonesia untuk Ronde 4
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Kapasitas 8 Orang, Kursi Nyaman untuk Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Mantan Dirut ASDP Ira Puspadewi Segera Disidang, Kursi Pesakitan Menanti
-
Daftar 5 Motor Listrik Murah Juni 2025: Mulai Rp 6 Jutaan, Disubsidi Pemerintah!
-
Daftar 5 Mobil Baru Murah di Indonesia Juni 2025: Mulai Rp 130 Jutaan, Desain Keren dan Irit BBM!
-
Hancurkan Malaysia 4-0, Timnas Putri Indonesia ke Semifinal Piala AFF U-19 2025
-
Rudiantara Ungkap Kasus Fraud eFishery dan Investree Buat Pendanaan Startup RI Anjlok
Terkini
-
Jangan Lewatkan Promo Indomaret, Beli Pulsa atau Paket Data Gratis Minyak Goreng
-
Ferry Juliantono: Pemerintah Percepat Pembentukan Lokasi Percontohan Koperasi Merah Putih
-
Review Jujur BYD M6: Fitur Keamanan Canggih, Tapi..
-
Bagian Mobil yang Jarang Dibersihkan dan Cara Mengatasinya
-
Jangan Salah! Ini Cara Sikat Gigi dan Pemakaian Obat Kumur yang Benar