SuaraJakarta.id - Gatot Nurmantyo puji revolusi akhlak Habib Rizieq Shihab. Jika dibelek dengan pisau, revolusi akhlak Habib Rizieq isinya Pancasila.
Hal itu dikatakan Mantan Panglima TNI itu saat ikut hadir dan memberi pidato singkat dalam acara Reuni 212 bertajuk Dialog Nasional 100 Ulama yang dilangsungkan hari ini, Rabu (2/11/2020) kemarin.
Gatot Nurmantyo mengawali pidatonya dengan memuji sosok Habib Rizieq Shihab yang menjadi tokoh penting perkembangan FPI.
Pujian Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) tersebut dilayangkan lantaran dia menilai revolusi akhlak yang digadang-gadang oleh Habib Rizieq pas diterapkan tanpa sedikit pun menodai nilai-nilai Pancasila.
Gatot Nurmantyo mengatakan, hal itu secara tidak langsung dapat menjawab anggapan Habib Rizieq anti-Pancasila.
Justru sebaliknya, Gatot Nurmantyo menyebut Habib Rizieq sang nasionalis yang ikut mengawal ketertiban pelaksanaan Pancasila.
Oleh sebab itu, Gatot Nurmantyo menuturkan ada kesamaan antara KAMI dan Habib Rizieq.
"Revolusi akhlak ini diiris dengan pisau Pancasila," ujar Gatot Nurmantyo dikutip Suara.com dari YouTube LDTV.
"Tidak dipungkiri lagi Habib Rizieq itu seorang nasionalis yang mengawal Pancasila yang juga dikawal oleh KAMI yang mengawal gerakan moral cita-cita luhur bangsa," imbuh dia.
Baca Juga: Meski Rizieq Minta Maaf Atas Kerumunan Umat, Polisi Akan Lanjutkan Kasusnya
Lebih lanjut, Gatot Nurmantyo dalam pidatonya menyoroti penerapan Pancasila oleh pemerintah. Dia menerangkan, ada beberapa hal yang menyimpang dan terkesan tidak adil.
Gatot Nurmantyo menyebut anggapan yang mengatakan agama tidak boleh berpolitik.
"Ada penyimpangan, dibilang agama tidak boleh berpolitik. Ingat, UUD 1945 Pasal 29 ayat 1 bahwa negara berdasar Ketuhanan yang Maha Esa. Dengan demikian, tidak ada dalam keputusan apa pun juga, sebagai orang Islam yang dengan agamanya, Katolik ya agamanya, karena semua agama bertujuan dengan kebaikan," jelas Gatot Nurmanyo.
Kemudian, Gatot Nurmantyo menyoroti sila kedua yang dihubungkannya dengan kasus Habib Rizieq belakangan ini.
Gatot Nurmantyo seakan memprotes pemerintah yang terkesan memberi saksi pada Habib Rizieq saja. Padahal pelanggaran protokol kesehatan juga dilakukan oleh pihak lainnya.
"Tidak ada yang dibeda-bedakan satu pun juga, tidak ada warga kelas 1 dan kelas 2. National state itu 1," tegas Gatot Nurmantyo.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
 - 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 
Pilihan
- 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 - 
            
              5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
 - 
            
              Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
 
Terkini
- 
            
              Berapa Kerugian Negara di Dugaan Korupsi Minyak Mentah Pertamina? Ini Kata KPK
 - 
            
              Siswa Sekolah Rakyat Dibekali 6 Bahasa Asing
 - 
            
              Sakit Pinggang Menyerang Anak Muda? Fisioterapis Beberkan Cara Ampuh Mengatasinya!
 - 
            
              Pandji Pragiwaksono Sebut Orang Toraja Jatuh Miskin Karena Pesta, PMTI: Kami Terluka
 - 
            
              Kenapa Donald Trump Ancam Serang Nigeria Dengan Kekuatan Militer?