Scroll untuk membaca artikel
Agung Sandy Lesmana
Senin, 14 Desember 2020 | 15:15 WIB
Gibran Rakabuming nyoblos di TPS (Youtube/metrotvnews)

SuaraJakarta.id - Markas Polres Tasikmalaya pada Senin (14/12/2020) mendadak dikepung ratusan orang yang berasal dari sejumlah ormas Islam dan pimpinan pesantren. Dalih mereka mendatangi Polres Tasikmalaya untuk mendesak polisi memenjarakan putra Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka karena dituduh melakukan kerumunan massa terkait pelaksanaan Pilkada Serentak 2020.

Selain itu, mereka juga mendesak agar pentolan FPI Habib Rizieq Sihab (HRS) dibebaskan atas tuduhan apapun.

Ketua FPI Kabupaten Tasikmalaya Ansori mengatakan, kedatanganya ke Polres Tasikmalaya bukan untuk melakukan aksi perusakan. Namun, mereka menuntut pihak kepolisian menegakkan keadilan dan membebaskan Habib Rizieq Shihab yang ditahan kepolisian.

"Kalau alasannya kerumunan, kan banyak kerumunan lain seperti yang dilakukan putra Pak Jokowi, Gibran, kemarin. Tapi kenapa tidak diproses. Kami ke sini hanya menuntut keadilan," kata Ansori seperti dikutip dari Ayobandung.com--media jaringan Suara.com.

Baca Juga: Dari Tujuh Presiden, Baru Jokowi yang Anak dan Mantu Jadi Wali Kota

Tuntutan lainnya yakni terkait penembakan terhadap 6 anggota FPI yang dinilai semena-mena. Kepolisian seharusnya melakukan langkah prosedural sebelum melakukan penembakan.

Ratusan perwakilan Ormas Islam dan pimpinan pesantren di Kabupaten Tasikmalaya mendatangi Polres Tasikmalaya, Jalan Raya Mangunreja, Kabupaten Tasikmalaya, Senin (14/12/2020). Mereka menyuarakan dan menuntut Habib Rizieq Sihab (HRS) dibebaskan atas tuduhan apapun. (Ayotasik.com/Irpan Wahab)

"Kan bisa tembak kakinya dulu, tidak langsung menghabisi. Ini yang kami lihat tidak adil," ucap Ansori.

Tuntutan lainnya, kata Ansori, jangan ada lagi kriminalisasi ulama dan penegakan hukum secara adil. Karena jika hukum tidak ditegakkan dengan adil, kehidupan berbangsa dan bernegara tidak akan baik.

Load More