Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Selasa, 15 Desember 2020 | 11:11 WIB
Puluhan warga korban penggusuran proyek tol bandara Soekarno Hatta atau Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) II atau Tol Kunciran-Cengkareng menggelar aksi di depan Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, Selasa (15/12/2020). (Suara.com/Alwan)

SuaraJakarta.id - Puluhan warga korban penggusuran proyek tol bandara Soekarno Hatta atau Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) II atau Tol Kunciran-Cengkareng menggelar aksi di depan Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, Selasa (15/12/2020). Warga meminta Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah menemui massa aksi.

Demo pun ricuh. Pantauan Suara.com, warga Kampung Baru, Kelurahan Jurumudi, Kecamatan Benda, Kota Tangerang itu menggelar aksi sejak Senin (14/12/2020) siang.

Mereka membuat posko di depan Puspem Kota Tangerang yang dipergunakan untuk menginap.

Sementara dua gerbang masuk dan keluar Puspem Kota Tangerang ditutup dan dijaga ketat oleh satpam serta Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Tangerang.

Baca Juga: 6 Sopir Rapid Test Corona Sebelum Bawa Vaksin Sinovac dari Bandara Soetta

Dalam aksinya, massa membentangkan spanduk besar bertuliskan "Maaf Jalan Ditutup Sedang Ada Perbaikan Pemerintahan".

Perwakilan warga secara bergantian berorasi menyampaikan tuntutannya. Setelah sekira 45 menit berlalu, warga mencoba merangsak ke dalam Puspem Kota Tangerang lantaran salah satu gerbang dibuka karena ada mobil pegawai pemkot masuk.

Melihat warga yang berlari mengarah ke pagar, satpam dan personel Satpol PP langsung menutup gerbang.

Terjadi aksi dorong mendorong pagar antara massa aksi yang didominasi emak-emak dan anak kecil itu dengan petugas yang berjaga.

Warga menyoraki petugas yang berjaga dan menghalau massa aksi. Mereka bahkan mengancam untuk memanjat pagar Puspem jika gerbang tidak dibuka.

Baca Juga: Detik-detik Pesawat Pembawa Vaksin Covid-19 Mendarat di Indonesia

"Kami orang kampung, kami bisa panjat pagar ini. Temukan kamj dengan Walikota," kata warga beramai-samai sambil menunjuki para petugas yang berjaga.

Masa kembali tenang setelah dua orang perwakilan meminta para emak-emak dan anak kecil untuk bersabar dan tenang menunggu Walikota sambil berorasi.

Salah seorang emak-emak dalam orasinya menyindir Walikota Tangerang yang tidak pernah menemui korban gusuran tol JORR II. Ia menganggap Walikota hanya mau menemui warga saat membutuhkan suara dalam pemilu.

"Jangan datang saat mau pemilihan saja, tapi ketika kami mengadu bapak (Walikota) tidak mau menemui kita," ujarnya.

Kata dia, eksekusi puluhan rumah warga Kampung Baru sudah lama terjadi yakni sejak 1 September 2020 lalu dan ia berharap Wali Kota Tangerang ikut andil menyelesaikan permasalahan warga.
"Kasus kami sudah terlalu lama, seharusnya bapak harus andil ketika kami ada masalah. Bapak jangan tutup telinga, tutup mata," lanjutnya.

Di tempat yang sama, warga lainnya Dedi Sutrisno mengatakan, pihak warga meminta Walikota untuk memenuhi janjinya.

"Dia (Walikota) kan berjanji untuk memfasilitasi diberesin melalui mediasi, ternyata kan belum ada janjinya," ujarnya.

Sementara itu, salah seorang advokasi warga, Hilman mengatakan, pihak warga akan bertahan sampai Jumat (18/12/2020) mendatang dengan menginap di posko kemanusian yang ditempatkan di depan Puspem Kota Tangerang.

"Aksi ini akan terus berlanjut dari tanggal 14 - 18 Desember, kami akan bertahan sampai ketemu Walikota, namun apabila Walikota menemui hari ini kemungkinan besar akan bubar," ujarnya.

Kontributor : Hairul Alwan

Load More