Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Selasa, 05 Januari 2021 | 17:29 WIB
Kondisi rumah Masiah, buruh cuci di Kota Tangerang, nyaris ambruk. [Ist]

Namun, ia berinisiatif untuk memperbaiki rumahnya sendiri tanpa bantuan dari pemerintah.

Masiah mengatakan, kondisi rumahnya yang rusak sudah terjadi sekira 5-6 tahun terakhir.

Ia yang hanya buruh cuci tidak sanggup memperbaiki rumahnya lantaran penghasilan sehari-hari hanya cukup untuk makan sehari-hari.

Masiah mengungkapkan, rumah berwarna dominan biru itu juga selalu kebanjiran sebelum ia memperbaiki mandiri atapnya.

Baca Juga: Keistimewaan dan Asal-Usul Kota Tangerang

"Kalau hujan rembes dan banjir sampai segini (mengisyaratkan dengan tangan sampai selutut)," ungkapnya.

Saat memberi keterangan, mata Masiah berkaca-kaca. Ia mengaku belum mendapat bantuan program beda rumah dari pemerintah.

"Dari dulu belum ada bantuan, belum diajukan juga (untuk bantuan program bedah rumah)," ujarnya.

Kondisi rumah Masiah, buruh cuci di Kota Tangerang, setelah diperbaiki atap depannya secara mandiri saat disambangi kediamannya di RT 01 RW 04 Kelurahan Batusari, Kecamatan Batuceper, Selasa (5/1/2021). [SuaraJakarta.id/Hairul Alwan]

Sejak ditinggal suaminya, Masiah harus memutar otak untuk menghidupi anaknya yang mengalami keterbelakangan mental.

Meski harus bekerja sebagai buruh cuci, Masiah tidak mengeluh. Ia mengaku sudah terbiasa hidup susah.

Baca Juga: Pemkot Tangerang Ajukan 2,4 Juta Dosis Vaksin Covid-19

"Sudah biasa begini (hidup susah)," pungkasnya.

Load More