Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Minggu, 10 Januari 2021 | 17:53 WIB
Foto Isti Yudha Prastika, pramugari asal Pamulang, Kota Tangerang Selatan, yang menjadi salah satu korban Sriwijaya Air SJ 182, yang hilang kontak dan jatuh pada Sabtu (9/1/2021). [Ist]

SuaraJakarta.id - Suasana duka masih menyelimuti keluarga Isti Yudha Prastika, salah satu pramugari yang jadi korban tragedi Sriwijaya Air SJ 182.

Keluarga besar berharap jasad Isti dapat ditemukan dan bisa dimakamkan secara layak di tempat pemakaman, bukan di dasar lautan.

Hal itu, diungkapkan salah satu kakak kandungnya, Irfan Defrizon.

Pria 37 tahun ini mengaku, keluarganya sudah mencoba ikhlas lantaran hingga saat ini belum ada kabar pasti soal jasad sang adik.

Baca Juga: Sebelum Terbangkan Sriwijaya Air SJ 182, Capt Afwan Minta Maaf pada Istri

"Kalau selamat ya wallahu'alam. Tapi saya berharap jasadnya bisa ditemukan. Agar bisa nyekar, bisa ngeliat kuburannya dan bisa jengukin gitu kalau suatu waktu bisa berziarah. Jangan sampai nggak ditemukan jasadnya," kata Irfan ditemui di kediaman orang tuannya di Pamulang, Tangsel, Minggu (10/1/2021).

"Masih berharap banyak juga enggak mungkin, udah pasrah lah. Sampai saat ini aja belum ditemukan udah berapa jam kan. Kita ikhlaskan aja, berharap dari bapak TNI dan semua yang terkait berharap diketemukan jasadnya, kita berdoa seperti itu," sambung Irfan.

Irfan bercerita, ia mengetahui pesawat Sriwijaya Air jatuh dari berita media online sekira pukul 16.00 WIB, Sabtu (9/1/2021).

Namun, saat itu ia belum mengetahui bahwa adik bungsunya termasuk salah satu korban pesawat Sriwijaya Air SJ 182 tersebut.

"Dengar kabar, saya update di media online sekitar jam 4 sore, habis bangun tidur siang. Terus ngeliat berita Sriwijaya Air hilang dan lepas kontak saya langsung kepikiran adik saya aja. Pas baca Sriwijaya Air udah nggak enak, karena ada adik saya. Aduh sakit lah hati saya. Mudah-mudahan bukan adik saya yang di dalam," ungkap Irfan.

Baca Juga: Jadi Korban Jatuhnya Sriwijaya Air, Chef Aiko Kenang Jasa Syifa Mila

Satu jam berselang, Irfan mendapat kabar mengejutkan dari kakaknya soal adik bungsunya tersebut.

"Ternyata sekitar jam 5 lewat itu, abang saya ngabarin bahwa adik saya ada di dalam situ (SJ-182), udah nggak ada. Kok nggak ada gitu? Itu ada di dalam Sriwijaya yang jatuh. Kabar itu dapat dari suaminya," kata Irfan sambil menahan tangis.

Gantikan Teman

Irfan menceritakan, adiknya Isti sudah menjadi pramugari sejak lulus sekolah sekira usia 18-19 tahun.

Kini, Isti sudah berusia 35 tahun dan sudah menjadi pramugari senior di Sriwijaya Air.

Tetapi, saat insiden itu, Isti berstatus sebagai pramugari Nam Air yang diketahui masih satu manajemen dengan Sriwijaya Air.

Load More