SuaraJakarta.id - Sebanyak 62 orang, terdiri dari 50 penumpang dan 12 kru, tercatat dalam manifest pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021).
Salah satu korban tragedi SJ 182 tersebut, yakni Isti Yudha Prastika, pramugari NAM Air—anak perusahaan Sriwijaya Air.
Isti Yudha Prastika merupakan anak bungsu dari empat bersaudara pasangan Udjang Usman dan Iryanningsih.
Ketiga kakaknya yaitu Niniek Multami, Billian Purnama Oktora, Irfan Defrizon.
Isti menikah dengan Hendra, sejak Desember 2011 lalu dan belum dikarunia buah hati.
Mereka, tinggal di salah satu perumahan di wilayah Sepatan, Kabupaten Tangerang.
Pilihan itu diambil Isti lantaran agar aksesnya lebih dekat ke Bandara Soekarno-Hatta.
Isti mulai berkarir sebagai pramugari sejak lulus SMA di usia sekira 18-19 tahun atau sekira tahun 2004.
Kariernya kali pertama menjadi pramugari di Sriwijaya Air.
Baca Juga: Hari Ketiga Tragedi Sriwijaya Air, Ayah: Masih Kebayang Wajah Isti, Berat!
Isti juga sempat merasakan menjadi pramugari di Air Asia dan setahun belakangan Isti menjadi pramugari di NAM Air.
Sempat menjadi staf, tapi Isti tetap memilih menjadi pramugari. Alasannya, karena terbang berada di dalam pesawat seolah menjadi hobi dan jiwanya.
"Salah satu cita-citanya memang ingin menjadi pramugari,” kata Billi, kakak Isti, saat ditemui SuaraJakarta.id—grup Suara.com—di kediamannya di Perumahan Reni Jaya, Pamulang, Tangerang Selatan, Senin (11/1/2021) malam.
"Secara kenyataannya cepat prosesnya lulus SMA langsung diterima dan nggak berhenti-berhenti. Kalo nggak terbang itu memang ada yang hilang gitu. Karena dia feel-nya pramugari jadi inginnya (tinggal) dekat dengan bandara," papar Billi.
Dilarang Suami
Billi menceritakan, sebelum terbang dengan pesawat Sriwijaya Air 182, Isti sempat dilarang oleh suaminya.
Pasalnya, saat itu bukan jadwal Isti bekerja dan dia bakal bertugas sebagai pramugari menggantikan temannya rute Pontianak-Jakarta.
"Statusnya memang extra crew. Suaminya sebenarnya sudah melarang Isti buat extra crew. Ngambil pesawat di sana terbangnya kalau nggak salah dia tugasnya dari Pekanbaru. Cuma mungkin karena kewajiban sudah tugas dari kantor dia jalan. Ya itu, akhirnya seperti itu," ungkap Billi sambil berkaca-kaca.
Berdasarkan pengakuan dari suaminya Hendra, kata Billi, sebelum tragedi itu pun Isti masih sempat memberi kabar bahwa ia sudah di dalam pesawat dan siap terbang.
"Terbang, kontek-kontekan. Dia ngabarin suaminya, mau terbang, sudah di pesawat. Setelah dua jam enggak ada kabar. Pas mau terbang selalu ngabarin, sudah di pesawat mau terbang, oke hati-hati gitu kan, biasalah abi sayang Isti gitu. Udah dua jam enggak ada kabar sampai kemudian mulai cari info dan dapat kabar mengejutkan," papar Billi.
Kini, Billi dan keluarga berharap Isti dapat ditemukan dan dibawa pulang dengan kondisi selamat, ataupun jika meninggal kondisi jasadnya dalam keadaan utuh.
"Harapan keluarga, jelas inginnya masih ada, inginnya jasadnya komplet, lengkap lah. Semoga saja ada keajaiban. Saya pribadi kalau memang ditemukan ya semoga komplet jasadnya. Ya (agar) bisa melihat ini adik saya (untuk terakhir kalinya)," tutup Billi.
Hilang Kontak dan Jatuh
Diketahui, pesawat Sriwijaya Air jatuh di perairan Kepulauan Seribu antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kabupaten Kepulauan Seribu, DKI Jakarta pada Sabtu (9/1/2021).
Pesawat bernomor registrasi PK-CLC jenis Boeing 737-500 itu sempat hilang kontak setelah take off dari Bandara Soekarno-Hatta pada pukul 14.40 WIB dan dijadwalkan mendarat di Bandara Supadio Pontianak pukul 15.50 WIB.
Sriwijaya Air SJ 182 hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
Tag
Berita Terkait
-
Wamendagri Ribka Haluk Kawal Langsung Penerbangan Perdana Maskapai Sriwijaya Air ke Wamena
-
Jadi Pramugari Cantik, Park Min Young Bagikan Potretnya di Confidence Queen
-
Kasihan, Bonus Pramugari Singapore Airlines Turun Hanya Dapat 7 Kali Gaji
-
Profil Megawati Zebua, Anggota DPRD Sumut Diduga Cekik Pramugari Wings Air
-
Harta Menakjubkan Anggota DPRD Sumut yang Diduga Cekik Pramugari di LHKPN
Terpopuler
- Selamat Tinggal Jay Idzes, Mohon Maaf Pintu Klub Sudah Ditutup
- Resmi! Thijs Dallinga Pemain Termahal Timnas Indonesia 1 Detik Usai Naturalisasi
- Makin Menguat, Striker Cetak 3 Gol di Serie A Liga Italia Dinaturalisasi Bersama Mauro Zijlstra
- Thijs Dallinga Ogah Bahas Peluang Bela Belanda, Sepakat Perkuat Timnas Indonesia?
- 1 Detik Naturalisasi 9 Pemain Keturunan Ini Harga Pasaran Timnas Indonesia Tembus Rp 1 Triliunan!
Pilihan
-
OJK Beberkan Fintech Penyumbang Terbanyak Pengaduan Debt Collector Galak
-
Tarif Trump 19% Berlaku 7 Agustus, RI & Thailand Kena 'Diskon' Sama, Singapura Paling Murah!
-
Pemerintah Dunia dan Tenryuubito: Antagonis One Piece yang Pungut Pajak Seenaknya
-
Persija Jakarta Bisa Lampaui Persib di Super League 2025/2026? Eks MU Beri Tanggapan
-
Tiga Hari Merosot Tajam, Harga Saham BBCA Diramal Tembus Segini
Terkini
-
Jaringan Sabu 35 Kg Asal China Terbongkar, Diedarkan dari Kos-kosan di Tangsel ke Hotel di Jaksel
-
Pameran Maritim Terbesar di Indonesia: Bukti Produk Lokal Bisa Lebih Unggul
-
5 Rekomendasi Panci Listrik Murah dan Aman di Bawah Rp150 Ribu, Anak Kos Wajib Punya
-
Rahasia Rumah Sejuk & Minim Perawatan: 9 Langkah Desain Rumah Anti Gerah dan Debu di Indonesia
-
Terkuak! Ini Sejarah dan Makna di Balik Nama Gultik yang Jadi 'Harta Karun' Kuliner Malam Blok M