Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana | Nur Afitria Cika Handayani
Senin, 25 Januari 2021 | 12:06 WIB
Natalius Pigai dan Jokowi

SuaraJakarta.id - Rasis gorila Natalius Pigai masih berbuntut panjang. Kini ahli hukum tata negara, Refly Harun kritik keras Presiden Jokowi.

Menurut Refli, saat ini Jokowi belum utuh menjadi presiden untuk rakyat Indonesia. Jokowi masih jadi presiden untuk pendukungnya saja.

Refli Harun turut prihatin atas rasisme yang ditujukan untuk Natalius Pigai.

Kritik tersebut dia lontarkan melalui kanal Youtube Refly Harun dalam video yang diunggah pada Minggu (24/1/2021) bertajuk 'Prihatin! Rasisme Pigai!'.

Baca Juga: Refly Harun Sebut Jokowi Presiden Bagi Pendukungnya, Ferdinand: Ngaco!

Dalam video tersebut, Refly menyebut bahwa orang-orang yang mencoba kritis terhadap pemerintahan Jokowi akan dianggap sebagai kelompok yang antipemerintah.

"Selalu mereka-mereka yang kritis dengan pemerintahan Jokowi akan selalu dianggap sebagai kelompok yang antipemerintah," ujar Refly Harun, dikutip Suara.com.

Lebih lanjut, Refly meminjam istilah yang kerap dilontarkan salah satu pihak, yakni kadrun.

"Common language-nya bisa dibilang kadrun," ujarnya.

Menurut Refly, bahasa atau sebutan kadrun itu diungkapkan oleh semua pendukung Jokowi yang aktif di media sosial untuk menyebut pihak oposisi.

Baca Juga: Tommy Soeharto Tak Senang Kantornya Kena Gusur Tol Depok-Antasari

Oleh karena itu, Refly memberikan kritik kepada Jokowi. Menurut dia, hingga saat ini Jokowi belum tampil sebagai Presiden Republik Indonesia.

Akan tetapi, menurut Refly Harun, Jokowi masih tampil sebagai presiden yang didukung oleh warga negara yang mendukungnya.

"Harusnya presiden Jokowi yang tampil sebagai pemimpin untuk seluruh rakyat. Kritik terbesar saya, ternyata Presiden Jokowi belum mampu untuk tampil sebagai Presiden RI yang seutuhnya. Baru tampil sebagai Presiden RI yang mendukung presiden. Jadi warga negara yang mendukung presiden," jelas Refly.

Sehingga menurut Refly, Jokowi tidak berbela sungkawa saat enam laskar FPI tewas. Sebab menurut Refly, Jokowi tidak menjadi pendukung kelompok tersebut.

Refly harun. (Youtube)

Rasisme Natalius Pigai

Akun Facebook dengan nama Ambroncius Nababan mengundang perhatian publik lantaran dituding melakukan rasisme terhadap Natalius Pigai.

Ambroncius Nababan membagikan narasi yang membandingkan Natalius Pigai dengan gorilla dan kadal gurun.

Dia mengunggah foto tersebut usai Natalius Pigai mengatakan bahwa menolak vaksin Covid-19 adalah hak asasi rakyat.

"Mohon maaf yang sebesar-besarnya. Vaksin sinovac itu dibuat untuk manusia bukan untuk gorilla apalagi kadal gurun. Karena menurut UU Gorilla dan kadal gurun tidak perlu divaksin. Faham?" tukas Ambroncius Nababan.

Sebelumnya, Natalius Pigai menegaskan rakyat memiliki hak untuk menolak vaksin Covid-19. Menurutnya, hak tersebut telah dijamin dalam Undang-undang.

Melalui akun Twitter miliknya @nataliuspigai2, hak rakyat untuk menolak vaksin diatur dalam UU Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 Bab II mengenai Hak dan Kewajiban.

Pada bagian kesatu hak Pasal 5 ayat 3 berbunyi "Setiap orang berhak secara mandiri dan bertanggungjawab menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi dirinya."

"Jadi, hak asasi rakyat tolak vaksin," kata Natalius Pigai seperti dikutip Suara.com, Selasa (12/1/2021).

Natalius meminta pemerintahan dibawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak mengancam rakyat yang menolak melakukan vaksinasi.

Seharusnya, lanjut Natalius, pemerintah membangun gagasan bahwa melakukan vaksinasi Covid-19 merupakan bentuk sukarela.

Load More