SuaraJakarta.id - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria setuju dengan pernyataan Presiden Joko Widodo yang menyebut aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM tidak efektif. Sebab, sampai sekarang angka penularan Covid-19 di ibu kota masih tinggi.
Pemprov DKI sendiri sudah memperketat aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB berbarengan dengan berlakunya PPKM 11 Januari lalu. Namun hasilnya angka penularan dan kematian malah memecahkan rekor angka tertinggi sejak awal pandemi Covid-19.
"Kasus Covid-19 masih lumayan tinggi," ujar Riza di Balai Kota, Selasa (2/2/2021).
Setelah momen libur natal dan tahun baru, angka penularan Covid-19 semakin meninggi. Setiap harinya hingga sekarang selalu ada penambahan 2.500 lebih kasus corona baru di ibu kota.
Meski angka ini menunjukan PPKM yang tidak efektif, Riza berharap kedepannga kasusnya bisa semakin menurun.
"Ya ke depan kami harapkan kasusnya terus menurun ya," jelasnya.
Salah satu caranya adalah dengan memperbanyak kapasitas tes setiap hari. Selain itu ruang isolasi dan Intensive Care Unit (ICU) juga harus ditambah.
"Jakarta betul-betul mengupayakan melakukan berbagai upaya terkait pencegahan dan penanganan, serta pengendalian Covid-19," katanya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi menganggap penerapan PPKM Jawa-Bali sejak 11 Januari lalu tidak efektif. Bahkan, ia menyebut penerapannya juga tak konsisten.
Baca Juga: Ini Pernyataan Lengkap AHY soal Upaya Lingkaran Jokowi Kudeta Demokrat
Hal ini disampaikan Jokowi dalam rapat terbatas di Istana Bogor pada Jumat (29/1/2021) lalu. Rapat itu dihadiri sejumlah menteri di kabinetnya, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
"Saya ingin menyampaikan mengenai yang berkaitan dengan PPKM, tanggal 11-25 Januari. Kita harus ngomong apa adanya, ini tidak efektif," kata Jokowi dalam rapat yang dipublikasikan melalui akun youtube sekretariat Presiden, Minggu (31/1).
Menurut Jokowi, sejak PPKM diterapkan tingkat aktivitas masyarakat masih saja tinggi. Padahal, aturan ini dibuat agar kegiatan masyarakat dibatasi.
"Sebetulnya esensi-esensi dari PPKM ini kan membatasi mobilitas, namanya saja kan Pembatasan Kegiatan Masyarakat ya, tapi yang saya lihat di implementasinya ini kita tidak tegas dan konsisten," terangnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Skincare Reza Gladys Dinyatakan Ilegal, Fitri Salhuteru Tampilkan Surat Keterangan Notifikasi BPOM
- Roy Suryo Desak Kejari Jaksel Tangkap Silfester Matutina: Kalau Sudah Inkrah, Harus Dieksekusi!
- Bukan Jay Idzes, Pemain Keturunan Indonesia Resmi Gabung ke AC Milan Dikontrak 1 Tahun
- 3 Klub yang Dirumorkan Rekrut Thom Haye, Berlabuh Kemana?
- Selamat Datang Jay Idzes! Klub Turin Buka Pintu untuk Kapten Timnas Indonesia
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 6 GB Terbaru Agustus 2025
-
Harga Emas Antam Tak Bergerak, Hari Ini Dibanderol Rp 1.946.000 per Gram
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Terupdate Agustus 2025
-
Daftar 5 Sepatu Lokal untuk Lari Harian, Nyaman dan Ringan Membentur Aspal
-
Aremania Wajib Catat! Manajemen Arema FC Tetapkan Harga Tiket Laga Kandang
Terkini
-
Protes Pesawat Delay, Penumpang Lion Air Malah Teriak Bawa Bom, Kini Terancam Penjara
-
Penyiraman Air Keras di Jakarta Utara, Polisi Tangkap Empat Pelaku yang Masih Pelajar
-
Aksi Koboi Jalanan Pengemudi Pajero di Tangsel, Ngaku Aparat Acungkan Pistol Gegara Cekcok Klakson
-
Semangat Kemerdekaan dalam Fashion: Masih Relevan Setelah 37 Tahun
-
Sosok Presiden Direktur Pertama PT Nissen Chemitec Berpulang dalam Insiden Tragis