Scroll untuk membaca artikel
Erick Tanjung | Yaumal Asri Adi Hutasuhut
Kamis, 18 Februari 2021 | 13:00 WIB
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria memantau kesiapan BPBD DKI menjelang masuknya musim penghujan yang diprediksi BKMG akan terjadi dalam sepekan kedepan, Kamis (18/2/2021). [Suara.com/Yaumal]

SuaraJakarta.id - Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria memantau kesiapan Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD DKI Jakarta menjelang masuknya musim penghujan yang diprediksi BKMG akan terjadi dalam sepekan kedepan, Kamis (18/2/2021).

“Kami juga sama-sama mempersiapkan, cuaca ini memang harus dihadapi dengan bijak tenang sabar. Kami sinergi positif kolaborasi, itulah tugas kami melakukan pencegahan,” kata Riza kepada wartawan di Kantor BPBD DKI Jakarta.

Dalam kunjungannya, Riza melihat langsung kesiapan BPBD untuk mengantisipasi terjadinya banjir di Ibu Kota, termasuk ketersedian logistik dan peralatan lainnya.

“Saya sudah melihat kesiapan terkait logistik yang dibutuhkan mulai dari pompa sampai parasit perahu ban. Kebutuhan baik pengungsi mulai dari selimut sampai tikar, sampai kebutuhan minum air mineral, susu, bahkan kebutuhan kebutuhan bayi,” ujarnya.

Baca Juga: Wagub DKI: 31 Persen Lebih Nakes di Jakarta Gagal Divaksin Covid-19

Selain itu, kata Riza pihak BPBD DKI Jakarta juga sudah mempersiapkan personil Tim Reaksi Cepat atau TRC.

“Ada jajaran Tim Reaksi Cepat yang mewakili 267 kelurahan, bersinergi dengan aparat lainnya, dengan ormas LSM dan lainnya” tuturnya.

Di samping itu, ada juga 77 organisasi yang akan bersinergi dengan BPBD.

“Kami berharap yang lain juga terlibat,” kata Riza.

Seperti pemberitaan sebelum, BMKG Menyebut, 96 persen dari 342 Zona Musim provinsi di Indonesia saat ini telah memasuki musim hujan. Kondisi yang menyebut sebagian besar provinsi akan mencapai puncak musim hujan pada Februari sudah diprediksi pada Oktober 2020 lalu.

Baca Juga: Nakes Mulai Divaksin, Wagub DKI: 50% Penularan Covid-19 Ada di Faskes

Analisis BMKG menunjukkan bahwa kondisi dinamika atmosfer yang tidak stabil dalam beberapa hari ke depan dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia.
"Hal ini disebabkan oleh monsun Asia yang masih mendominasi wilayah Indonesia dan diperkuat oleh aktifnya gelombang Rossby Ekuatorial dan gelombang Kelvin di sebagian wilayah Indonesia,” ujar Deputi Bidang Meteorologi, Guswanto, Selasa (16/2).

“Selain itu, adanya pusat tekanan rendah di wilayah utara Indonesia dan di Australia bagian utara dapat mempengaruhi pola arah dan kecepatan angin sehingga meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah Indonesia,” sambungnya.

Dengan kondisi tersebut, BMKG menyebut, dalam sepekan ke depan, intensitas hujan lebat disertai petir bisa terjadi di sejumlah wilayah, termasuk provinsi DKI Jakarta.

Load More