Scroll untuk membaca artikel
M Nurhadi
Sabtu, 20 Februari 2021 | 10:54 WIB
Kepala BP2MI Benny Rhamda bersama tiga PMI yang sakit, Arif, Eni dan Siti saat ditemui di Bandara Soekarno Hatta, Kamis (18/2/2021) [Suara.com/Jehan]

SuaraJakarta.id - Tiga Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang sebelumnya dikabarkan mengalami kecelakaan tiba Bandara Soekarno Hatta, Kota Tangerang, Kamis (18/2/2021).

Kepala BP2MI Benny Rhamda mengatakan, salah seorang PMI yang menderita luka bakar parah adalah Arif Hidayat. Arif terbakar saat sedang bekerja disebuah home industry pembuatan tangki air.

"Berawal saat yang bersangkutan sedang mengecat bagian dalam tanki. (Namun) tiba-tiba pingsan karena menghirup bau cat lama," ujar Benny saat ditemui di lokasi, Jumat (19/2/2021).

"Majikan datang membantu datang membantu, namun majikan juga pingsan. Kemudian percikan api dari las kemudian tersambung cat di falam dan tangki meledak," sambungnya.

Baca Juga: Gas Bocor dan Meledak, Kosan di Kramatjati Kebakaran, 1 Penghuni Luka Bakar

Benny menambahkan, keduanya mengalami luka bakar dan langsung dilarikan ke rumah sakit. Pada tanggal 17 Oktober 2021, Arif dirawat di RS NCKU Taiwan dan menerima tindakan medis sebanyak tiga kali berupa operasi pembersihan kulit.

"Biaya operasi sebesar NTD 1.770.000 dihitung sejak 17 Oktober 2020 sampai dengan 13 Oktober 2020. Majikannya sudah membayarkan sebesar NTD 500.000," tuturnya.

"Luka bakar Arif 47 persen sedangkan majikan 80 persen. Tindakan medis (untuk Arif) pembersihan kulit sebanyak 3 kali," katanya.

Ia juga menceritakan, sang majikan meninggal dunia saat hendak menolong Arif dari peristiwa tersebut.

"Majikannya meninggal padahal majikan masuk ke tanki untuk menyelamatkan Arif," ungkap Benny.

Baca Juga: Studi: Berat Badan Turun hingga 5 Persen Buruk bagi Pasien Kanker Payudara

Selain Arif, PMI lain, Eni Neni Waryuni, Siti Sumarni juga dipulangkan ke Indonesia oleh Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) karena sakit akut.

Benny menjelaskan, Eni menderita kanker payudara stadium 4. Dia menyebut Eni telah menjalani perawatan kemoterapi di EDCH Hospital sejak 23 sampai 25 November 2020.

Perawatan dilanjutkan kembali pada tanggal 7 Desember 2020. Kemudian 16 Januari sampai 22 Januari 2021.

"PMI juga telah menerima seluruh hak-haknya dan biaya kepulangannya ditanggung oleh pengguna," jelas Benny.

Kedua, adalah Siti Sumarni yang divonis sakit Acute Myeloid Lymphoma atau Leukemia Myeloid akut. Siti sudah menjalani perawatan kemoterapi di National Taiwan University Hospital selama 55 hari sejak 23 Desember 2020 sampai 17 Februari 2021.

"Selama menjalani perawatan, ibu Siti sudah melakukan enam kali tindakan medis," tutupnya.

Kontributor : Muhammad Jehan Nurhakim

Load More