SuaraJakarta.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memuji kampus baru Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Serang, Banten, yang megah.
Pujian itu disampaikan orang nomor satu di Indonesia tersebut saat meresmikan kampus baru Untirta, Kamis (4/3/2021) kemarin.
Di sela-sela sambutannya, Jokowi menyebut kampus Untirta mewarisi nilai-nilai keteladanan dari tokoh pergerakan di Banten, yakni Sultan Ageng Tirtayasa dan Syekh Nawawi Al Bantani.
Kedua sosok tersebut, kata Jokowi, merupakan simbol perpaduan kekuatan umara dan ulama yang mewakili karakter kepemimpinan dan intelektual tercermin di kampus Untirta ini.
Baca Juga: Rektor Untirta Banten Minta Bonus ke Jokowi, Bangun Embung Kolam
"Untirta mewarisi nilai-nilai keteladanan dari dua sosok pergerakan di Banten yaitu Sultan Ageng Tirtayasa dan Syekh Nawawi Al Bantani, simbol perpaduan kekuatan ulama dan umara yang mewakili karakter kepemimpinan dan intelektual tercermin di Untirta ini," tutur Jokowi.
Lantas siapakah Syekh Nawawi Al Bantani yang sosoknya disebut Jokowi saat peresmian kampus baru Untirta?
Dikutip SuaraJakarta.id—grup Suara.com—dari berbagai sumber, Syekh Nawawi lahir di Kampung Tanara (sekarang Kampung Pesisir—red) Desa Padelaman, Kecamatan Tanara, Kabupaten Serang.
Beliau lahir pada tahun pada tahun 1230 Hijriyah atau 1813 Masehi, dengan nama lengkap Abu Abdul Mu’ti Muhammad bin Umar bin Arabi bin Ali Al-Tanara Al-Jawi Al-Bantani.
Ayahnya merupakan seorang ulama lokal di Banten, Syekh Umar bin Arabi al-Bantani. Sedangkan ibunya bernama Zubaedah, seorang ibu rumah tangga biasa.
Baca Juga: Rektor Untirta Minta Bonus Tambahan, Jokowi Langsung Janjikan Ini
Syekh Nawawi merupakan anak sulung dari dari tujuh bersaudara, yaitu Ahmad Syihabudin, Tamim, Said, Abdullah, Tsaqilah dan Sariyah.
Guru-Gurunya
Sejak usia lima tahun, Syekh Nawawi sudah mulai belajar ilmu agama Islam langsung dari ayahnya. Bersama saudara-saudara kandungnya, Syekh Nawawi mempelajari tentang pengetahuan dasar bahasa Arab, fiqih, tauhid, al-Quran dan tafsir.
Pada usia delapan tahun bersama kedua adiknya, Tamim dan Ahmad, Syekh Nawawi berguru kepada K.H. Sahal, salah seorang ulama terkenal di Banten saat itu. Kemudian melanjutkan kegiatan menimba ilmu kepada Syekh Baing Yusuf Purwakarta.
Di usianya yang belum genap 15 tahun, Syekh Nawawi telah mengajar banyak orang, sampai kemudian ia mencari tempat di pinggir pantai agar lebih leluasa mengajar murid-muridnya yang kian hari bertambah banyak.
Baru setelah usianya mencapai 15 tahun, Syekh Nawawi menunaikan haji dan kemudian berguru kepada sejumlah ulama masyhur di Mekah saat itu.
Diantara dari banyaknya para guru Syekh Nawawi, yaitu Syekh Ahmad Khatib Asy-Syambasi, Syekh Ahmad Zaini Dahlan, dan Syekh Junaid al-Batawi.
Imam Masjidil Haram
Syekh Nawawi Al Bantani merupakan salah seorang ulama asal Indonesia bertaraf internasional yang pernah menjadi Imam Masjidil Haram. Ia bergelar al-Bantani karena berasal dari Banten, Indonesia.
Syekh Nawawi ulama dan intelektual yang sangat produktif menulis kitab, jumlah karyanya tidak kurang dari 115 kitab yang meliputi bidang ilmu fiqih, tauhid, tasawuf, tafsir, dan hadis.
Syekh Nawawi mulai masyhur ketika menetap di Syi'ib 'Ali, Mekah. Ia mengajar di halaman rumahnya. Mula-mula muridnya cuma puluhan, tapi semakin lama jumlahnya kian banyak.
Mereka datang dari berbagai penjuru dunia. Hingga jadilah Syekh Nawawi al-Bantani sebagai ulama yang dikenal piawai dalam ilmu agama, terutama tentang tauhid, fiqih, tafsir, dan tasawuf.
Nama Syekh Nawawi al-Bantani semakin masyhur ketika ditunjuk sebagai Imam Masjidil Haram, menggantikan Syekh Ahmad Khatib Al-Syambasi atau Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi.
Tidak hanya di Kota Mekah dan Madinah saja dia dikenal, bahkan di negeri Suriah, Mesir, Turki, hingga India namanya begitu masyhur.
Guru Pendiri NU dan Muhammadiyah
Syekh Nawawi memiliki banyak murid. Di antara murid-muridnya yang menjadi ulama berpengaruh, diantaranya Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari dan KH Ahmad Dahlan.
Diketahui, KH Hasyim Asy'ari merupakan salah satu pendiri organisasi Islam di Indonesia dengan jumlah massa terbesar, yakni Nahdlatul Ulama (NU).
Sementara, KH Ahmad Dahlan merupakan pendiri dari organisasi Islam, Muhammadiyah.
Gelar-Gelar
Karena kemasyhurannya, Syekh Nawawi Al Bantani mendapat banyak gelar. Di antaranya sebagai berikut:
- Sayyid Ulama al-Hijaz (Pemimpin Ulama Hijaz)
- Al-Imam Al-Muhaqqiq wa al-Fahhamah al-Mudaqqiq (Imam yang Mumpuni ilmunya)
- A'yan Ulama al-Qarn al-Ram Asyar li al-Hijrah (Tokoh Ulama Abad 14 Hijriyah)
- Imam Ulama al-Haramain, (Imam Ulama Dua Kota Suci)
Pertalian Darah dengan Wapres Ma'ruf Amin
Dikutip SuaraJakarta.id dari akun Facebook Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama Yogyakarta, Jumat (5/3/2021), Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin masih memiliki pertalian darah dengan Syekh Nawawi. Terutama dari jalur ibunya, Nyi Hj Maemunah.
Berikut nasab Wapres Ma'ruf Amin hingga memiliki pertalian darah dengan Syekh Nawawi.
KH Ma'ruf Amin bin Nyi Hj Maemunah binti Syekh Muhammad Ramli Cideng Kresek bin Nyi Marsati binti H Abdullah bin Syekh Abdullah—adik Syekh Nawawi Al Bantani.
Dimakamkan di Ma'la
Syekh Nawawi wafat di Mekah pada 25 Syawal 1314 Hijriyah atau 1897 Masehi. Beliau dimakamkan di Jannatul Mu'alla (Pemakaman Ma'la), Mekah.
Makamnya bersebelahan dengan makam anak perempuan dari Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq RA, Asma' binti Abu Bakar Ash-Siddiq RA.
Meski wafat di Arab Saudi, namun hingga kini setiap tahunnya selalu diadakan Haul Syekh Nawawi Al Bantani di Tanah Air.
Tepatnya di Pondok Pesantren An Nawawi Tanara di Tanara, Serang, asuhan Wapres KH. Ma'ruf Amin.
Haul Syekh Nawawi selalu ramai dihadiri para santri Nusantara, bahkan mancanegara.
Dikutip dari NU Online, telah menjadi kebijakan Pemerintah Arab Saudi bahwa jasad orang yang telah dikubur selama setahun di Ma’la, kuburannya harus digali.
Tulang-belulang dari jasad yang telah dikuburkan itu kemudian diambil dan disatukan dengan tulang-beluang jasad lainnya. Semua tulang itu selanjutnya dimakamkan lagi di tempat lain di luar kota.
Makam yang telah dibongkar dibiarkan tetap terbuka hingga datang jenazah berikutnya terus silih berganti. Kebijakan ini dijalankan tanpa pandang status apapun. Baik itu jasad pejabat, orang biasa, saudagar kaya ataupun orang miskin.
Kebijakan ini juga berlaku bagi makam Syekh Nawawi Al Bantani. Setelah genap berusia satu tahun dimakamkan di Ma’la, petugas setempat menggali kuburnya. Namun petugas itu mendapati hal tak lazim.
Para petugas itu terkejut melihat jasad Syekh Nawawi Al Bantani masih utuh. Tidak kurang satu apapun, tidak lecet atau tanda-tanda pembusukan seperti lazimnya jenazah yang telah lama dikubur. Bahkan kain putih kafan penutup jasad beliau tidak sobek dan tidak lapuk sedikit pun.
Kejadian ini lantas dilaporkan para petugas itu ke atasan mereka dan menceritakan apa yang telah mereka lihat. Setelah diteliti, sang atasan kemudian menyadari bahwa makam yang digali itu bukan makam orang sembarangan.
Kebijakan strategis pun diambil Pemerintah Arab Saudi, di mana melarang membongkar makam Syekh Nawawi Al Bantani. Hingga kini jasad beliau masih tetap berada di Ma'la, Mekah, dan kerap jadi wisata ziarah bagi warga Indonesia ketika haji ataupun umrah. Wallohu A’lam Bishshowab.
Berita Terkait
-
Kunjungi Cucu, Tas Mewah Iriana Jokowi Senilai Rp 100 Juta Jadi Sorotan Netizen: Merakyat Banget
-
Kirim Ucapan Selamat untuk Donald Trump dalam Bahasa Inggris, Cuitan Jokowi Terbukti Tak Pakai AI?
-
Akun X Jokowi Masih Punya Tanda Centang Abu-abu, Netizen: Harus Segera Diubah
-
Jokowi Dapat Pensiunan dan Tabungan Hari Tua dari Taspen
-
Selamati Donald Trump Pakai Bahasa Inggris, Jokowi Dituding Pakai ChatGPT
Tag
Terpopuler
- Mahfud MD Sebut Eks Menteri Wajib Diperiksa Kasus Judol Pegawai Komdigi, Budi Arie Bilang 'Jangan Kasih Kendor'
- Rocky Gerung Spill Dalang yang Bongkar Kasus Judi Online Pegawai Komdigi
- Kejanggalan Harta Kekayaan Uya Kuya di LHKPN KPK, Dulu Pernah Pamer Saldo Rekening
- Berani Sentil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Segini Harta Kekayaan Melly Goeslaw
- Bak Gajah dan Semut, Beda Citra Tom Lembong vs Budi Arie Dikuliti Rocky Gerung
Pilihan
-
Petinggi Lion Air Masuk, Bos Garuda Irfan Setiaputra Ungkap Nasibnya Pada 15 November 2024
-
Profil Sean Fetterlein Junior Kevin Diks Berdarah Indonesia-Malaysia, Ayah Petenis, Ibu Artis
-
Kritik Dinasti Politik Jadi Sorotan, Bawaslu Samarinda Periksa Akbar Terkait Tuduhan Kampanye Hitam
-
Bakal Dicopot dari Dirut Garuda, Irfan Setiaputra: Siapa yang Dirubah Engga Tahu!
-
Pegawai Komdigi Manfaatkan Alat AIS Rp250 M untuk Lindungi Judol, Roy Suryo Duga Ada Menteri Ikut 'Bermain'
Terkini
-
Tingkatkan Kenyamanan Bertransaksi, Bank Mandiri Hadirkan Layanan Verifikasi Bank Garansi
-
Kesal Diomeli Bini karena Keluar Malam dan Minum-minum, Suami di Pasar Minggu Tega Aniaya Istri Pakai Gunting
-
Perkuat Perda-Perkada, Pemkab Kediri Tingkatkan Kompetensi ASN Melalui Diklat Legal Drafting
-
Klarifikasi Pemberitaan PT Asuransi Allianz Life Soal CWIG yang Buka Bantuan Hukum
-
Kacau! Prajurit TNI Lagi Santai Ngopi di Kebayoran Baru Dianiaya Gerombolan Diduga Ormas, Satu Orang Ditangkap