Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Senin, 15 Maret 2021 | 20:49 WIB
Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Deonijiu de Fatima usai meninjau lokasi akses rumah ditutup pagar beton di Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang, Senin (15/3/2021). [Suara.com/Wivy Hikmatullah]

Adanya ancaman tersebut diakui oleh Acep Waini, putra almarhum Munir yang akses rumahnya ditembok beton. Ia mengatakan, keluarganya sempat diancam oleh Ruli menggunakan senjata tajam berupa golok.

Acep bercerita, ancaman dengan golok itu diarahkan kepada sang ibu yang berusia 60 tahun. Saat itu, pagar beton di depan rumahnya yang dibangun Ruli roboh karena diterjang banjir.

"Satu kali diancam pakai golok. Dia ngeklaim kami yang robohkan tembok ini, padahal waktu itu banjir. Ibu yang diancam," katanya ditemui di depan rumahnya, Senin (15/3/2021).

Menurutnya, dengan usia ibunya yang sudah lansia itu tidak mungkin bisa merobohkan tembok beton.

Baca Juga: Dalam 1-2 Hari, Pagar Beton yang Kurung Rumah Warga Ciledug Akan Dibongkar

"Logikanya ibu usia 60 tahun, mana mungkin sih ngerubuhin 10 tembok ini. Mana mungkin sih, kalau ada buktinya keluarin," ungkapnya.

"Orang ini benar-benar (diterjang) air kok. Aliran dari Maharta itu deras, waktu itu kebanjiran saya. Sampai dua motor saya mati total," sambungnya.

Acep Waini, salah satu anak dari pemilik rumah yang aksesnya ditutup pagar beton, di Jalan Akasia, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang, Senin (15/3/2021). [Suara.com/Wivy Hikmatullah]

Acep mengatakan, kini untuk aktivitas sehari-hari, keluarganya hanya mengandalkan tangga darurat yang dibuat mereka lantaran akses jalan rumahnya ditutup tembok beton.

Dia harus melewati dua pagar beton tinggi. Hal itu lantaran, dia tak berani merusak gembok pagar pada pintu diantara dua tembok tersebut.

"Nggak mau pilih perdebatan lagi. Pilih cari solusinya ajalah sama pemerintah gimana," pungkasnya.

Baca Juga: Warga Ciledug Terisolasi Pagar Beton, Wali Kota Tangerang: Bongkar Pagarnya

Klarifikasi Ruli

Load More