Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Jum'at, 19 Maret 2021 | 14:51 WIB
Rumah DP 0 rupiah Pondok Kepala. (Suara.com/Tyo)

SuaraJakarta.id - Proyek rumah DP 0 Rupiah Anies Baswedan disebut mirip kuburan dan penjara. Rumah DP 0 persen Anies itu dikomentari pegiat media sosial Eko Kuntadhi.

Awalnya, Eko Kuntadhi mengemukakan bahwa masalah hunian adalah salah satu problem besar di Jakarta yang menimbulkan masalah lain.

Mulai dari masalah sosial, tata kota, dan bahkan banjir.

Eko Kuntadhi mengatakan permasalahan hunian ini adalah ketidak-mampuan masyarakat berpendapatan rendah untuk membeli hunian layak.

Baca Juga: Demi Formula E, BPK DKI Catat Anies Sudah Keluarkan Hampir Rp 1 Triliun

“Terus, Anies datang sebagai Gubernur, menawarkan kebijakan rumah DP 0 persen. Sayangnya, untuk bisa dapat fasilitas itu, masyarakat kudu punya gaji Rp7 juta sebulan,” ujar Eko, dikutip dari video yang ditayangkan di Cokro TV pada Kamis (18/3/2021).

Eko Kuntadhi lalu berulang-ulang menyindir soal luas rumah DP Nol rupiah yang ditawarkan Anies tersebut.

Menurutnya, harga dari rumah tersebut sejak awal tidak diperuntukkan bagi orang miskin.

Terlebih, harganya saat ini telah dinaikkan dua kali lipat dengan harga yang sangat tidak sepadan dengan luasnya.

“Jadi, rusun atau rumah susun yang lebarnya secuil itu, sejak awal memang bukan diperuntukkan buat penduduk miskin,” tandas Eko Kuntadhi.

Baca Juga: Gus Romli: KPK Tampak Lemah di Kasus Korupsi Jakarta, Ada Apa?

“Sekarang, anehnya, syarat untuk mendapatkan rumah susun itu dinaikkan lagi. Tadinya Rp7 juta sebulan, sekarang jadi Rp14,8 juta sebulan. Bro, siapa yang mau?” tambahnya.

Bahkan, Eko membandingkan bahwa luas kamar dalam hunian yang ditawarkan Anies itu hanya berbeda sedikit dengan kuburan.

“Ada nggak sih orang dengan pendapatan Rp14juta sebulan mau tinggal di rumah RSS, Rumah Susah Selonjor yang sangat minimalis? Saya katakan sangat minimalis karena ukuran kamarnya saja lebih gede sedikit dari kuburan, 1,8 x2 koma sekian,” ujar Eko Kuntadhi.

“Buat selonjoran aja susah. Kalau mimpi basah, semua orang langsung dengar,” tambahnya.

Tidak sampai di situ, ia bahkan juga membandingkan kamar di rumah DP nol rupiah dengan ruang isolasi di penjara.

“Ukuran kamar segini kayaknya lebih kecil dari ruang isolasi narapidana di penjara,” cecarnya.

Load More