SuaraJakarta.id - Tak terasa, 12 tahun sudah tragedi jebolnya bendungan Situ Gintung di Cirendeu, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) berlalu. Masih segar diingatan betapa saat jebolnya bendungan yang dibangun sejak zaman kolonial Belanda itu memberi dampak yang dahsyat.
Ratusan orang meninggal akibat tergulung tumpahan air dan lumpur dari bendungan Situ Gintung. Sementara ratusan rumah turut hancur dihantam derasnya air bendungan yang jebol. Bahkan, dari ratusan jiwa yang terbawa arus air bendungan itu, masih ada sejumlah jasad yang belum ditemukan hingga saat ini.
Meski sudah satu dekade lebih berlalu, tragedi Situ Gintung itu masih lekat dipikiran Supriyati. Ibu paruh baya itu masih mengingat betul arus dari bendungan itu membuat rumahnya porak poranda.
Baca Juga: Pakai Baju Habib Rizieq, Ojol Terduga Teroris Dibekuk di Ciputat Tangsel
Dia juga masih mengingat, bagaimana dia dan keluarganya menyelamatkan diri. Bahkan, sang suami hampir meninggal karena kehabisan tenaga berenang dalam air yang ada di dalam rumahnya.
SuaraJakarta.id berkesempatan untuk mewawancarai Supriyati, mengenang tragedi jebolnya bendungan Situ Gintung yang menelan ratusan korban jiwa.
Supriyati bercerita, tragedi jebolnya Situ Gintung terjadi pada Jumat 27 Maret 2009 menjelang subuh. Saat itu, dirinya tengah tertidur lelap.
Tiba-tiba, ia mendengar suara gemuruh cukup keras dan perlahan air mulai masuk ke rumahnya. Meski, tak dapat memastikan jaraknya, Supriyati mengaku, rumahnya cukup dekat dengan bendungan Situ Gintung, yakni kurang dari 100 meter.
"Saya kebangun dengar suara gemuruh dan teriakan orang-orang, 'Setu jebol, Setu jebol' katanya. Saat itu saya tidur di lantai dua, langsung lari ke bawah bangunkan anak-anak. Air belum masuk, tapi semua keluarga dan ponakan sudah pada kumpul. Enggak lama setelah itu, air mulai masuk nyembur lewat jendela saking derasnya," katanya saat ditemui di warung depan Masjid Al-Jabalullrahmah, Cirendeu, Sabtu (27/3/2021).
Baca Juga: Antisipasi Teror Bom di Tangsel, Airin Perketat Keamanan Tempat Ibadah
Derasnya air jebolan bendungan itu, menghantam perabotan di dalam rumahnya. Mulai dari kursi hingga peralatan elektronik lainnya. Tak hanya itu, televisi dan kulkas miliknya pun hanyut.
Berita Terkait
-
Dinilai Berbahaya, Eks Pegawai KPK Bongkar Dosa-dosa Lili Pintauli usai jadi Stafsus Walkot Tangsel
-
Skandal Sampah Tangsel Memanas: Kabid DLH Menyusul Kadis Jadi Tersangka Korupsi Anggaran 2024!
-
Kabid DLH Tangsel Nangis Kejer, Kejati Banten Kembali Tetapkan 1 Tersangka Korupsi Sampah
-
Nah Lho! Nangis Layaknya Anak Kecil, Kabid DLH Tangsel Mewek usai Ditahan Kasus Korupsi Sampah
-
Penjara Prancis Diserang dengan Senjata Otomatis: Tanggapan Keras atas "Tsunami" Narkoba
Tag
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Kolagen, Lindungi Kulit Bikin Awet Muda
- 3 Klub Belanda yang Berpotensi Jadi Pelabuhan Baru Marselino Ferdinan
- Pernikahan Luna Maya dan Maxime Bouttier Dianggap Tak Sah, Ustaz Derry Sulaiman Bingung Sendiri
- Loyalitas Tinggi, 3 Pemain Ini Diprediksi Tetap Perkuat PSIS Semarang di Liga 2 Musim Depan
- Pernyataan Resmi PSIS Semarang Usai Jadi Tim Pertama yang Degradasi ke Liga 2
Pilihan
-
Mitsubishi Xpander Terbaru Diluncurkan, Ini Daftar Pembaruannya
-
Teco Sebut Bali United Sudah Punya Nahkoda Baru, Pelatih Eliano Reijnders?
-
Buka Matamu Patrick Kluivert, Yance Sayuri Hattrick Malam Ini!
-
Hasil BRI Liga 1: Yance Sayuri Hattrick, Malut United Bantai PSIS Semarang
-
Nizar Ahmad Saputra, Dari Relawan Jokowi Kini Diangkat Jadi Komisaris Bank Syariah Indonesia
Terkini
-
Jangan Telat! Klaim Saldo DANA Kaget Ratusan Ribu di Momen Jumat Berkah
-
Cuan Sambil Rebahan! Segera Klaim 3 Link Saldo DANA Kaget Hari Ini
-
Kenapa Anak Sering Mengeluh Sakit Rahang? Waspadai Masalah TMD Sejak Dini
-
Mas Dhito Usung Konsep Tradisional, Modern dan Berbudaya untuk Pembangunan Pasar Ngadiluwih
-
Rayakan Hari Keluarga Internasional di Jakarta, Saldo Dana Kaget Ratusan Ribu Menanti!