SuaraJakarta.id - Pengamat terorisme Harist Abu Ulya angkat bicara terkait penyerangan oleh terduga teroris di Mabes Polri, Rabu (31/3/2021) sore.
Menurutnya, penyerangan itu kemungkinan buntut dari penangkapan terduga teroris yang dilakukan Densus 88 beberapa hari belakangan.
"Bisa saja, nekat. Konyol, amatiran, martir," katanya saat dikonfirmasi, Rabu (31/3/2021).
Meski begitu, Harist meminta masyarakat tak berspekulasi terlebih dahulu ke arah terorisme.
Baca Juga: Tentang Airgun, Senjata yang Diduga Digunakan Penyerang Mabes Polri
"Jangan spekulasi dulu ke arah terorisme. Banyak kejanggalan. Ya andai terkait, biasanya dia tidak keluar dari beberapa kemungkinan. Anak atau janda atau istri terduga teroris yang ditangkap atau yang tewas dieksekusi Densus 88. Dan atau lone wolf, simpatisan baru yang nekat," tuturnya.
Harist menyebut, dilihat dari video amatir yang beredar, terlihat terduga teroris tersebut amatiran dan tidak memahami medan yang ia masuki.
"Cuma kalau lihat dari video amatir, tampak sekali ini wanita amatiran, tidak paham medan yang ia masuki, dan tidak paham pertahanan diri. Muter-muter di ruang terbuka sambil nenteng senpi. Sampai akhirnya jadi bidikan tembak dan tewas," ungkapnya.
Jika yang dibawa pelaku benar adalah senjata api atau senpi, Harist turut mempertanyakan penjagaan di pintu masuk Mabes Polri itu.
"Dan kalau bener senpi bagaimana bisa ia lolos dari pintu penjagaan? Siapa yang memasukkan dia atau yang meloloskan dia atau yang antar dia?" kata Harist heran.
Baca Juga: Perbakin soal Klub Menembak Terduga Teroris Mabes Polri: Sudah Bubar!
"Sekarang bisa saja wanita yang dalam kondisi labil, marah dan semacamnya di kooptasi di bawah kendali/hipnotis atau obat-obatan dan kemudian disuruh melakukan sesuatu yang diluar kesadaran dirinya," sambungnya.
Menurutnya, jika pelaku tak dilumpuhkan hingga tewas, misteri soal aksi yang dilakukannya itu akan terungkap. Serta dapat memastikan soal senjata yang digunakan.
"Andaikan dia dilumpuhkan saja dan masih hidup, maka misteri dibalik aksi nekatnya akan kebongkar. Dan senjata yang dia pakai bisa saja bukan senpi," ugkapnya lagi.
Jika yang digunakan senpi, lanjut Harist, dia pun curiga ada pihak lain yang memfasilitasi senpi kepada pelaku.
"Akses ke senjata api bagi seorang perempuan tidak mudah. Pasti ada orang lain yang bantu penyediaannya," pungkasnya.
Kontributor : Wivy Hikmatullah
Berita Terkait
-
Kasus Pagar Laut Dikembalikan ke Mabes Polri, Pakar Harapkan Aktor Kelas Kakap Ikut Dijerat Hukum
-
Polisi Peras Miliar Rupiah Dana Sekolah: Korupsi Menggurita di Tubuh Polri?
-
Cek Fakta: Penghancuran Masjid Tempat Teroris Menyusun Rencana
-
Profil Catur Adi Prianto, Bos Persiba Balikpapan yang Tersandung Narkoba hingga Ditangkap Polisi!
-
Harta Kekayaan Kapolres Ngada yang Ditangkap Diduga Terkait Narkoba-Asusila
Terpopuler
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Kekayaan Menakjubkan Lucky Hakim, Bupati Indramayu yang Kena Sentil Dedi Mulyadi
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
- Bak Trio Ridho-Idzes-Hubner, Timnas Indonesia U-17 Punya 3 Bek Solid
Pilihan
-
APBN Kian Tekor, Prabowo Tarik Utang Baru Rp 250 Triliun
-
Prabowo 'Kebakaran Jenggot' Respons Tarif Trump, Buka Seluruh Kran Impor: Pengusaha Teriak Bumerang!
-
Solusi Pinjaman Syariah Tanpa Riba, Tenor Panjang dan Plafon Sampai Rp150 Juta!
-
Dear Petinggi BEI, IHSG Memang Rapuh dan Keropos!
-
Harga Emas Antam Berbalik Lompat Tinggi Rp23.000 Hari Ini, Jadi Rp1.777.000/Gram
Terkini
-
Bank Mandiri Percepat Sinergi Bisnis dengan Kopra Supplier Financing: Arus Kas Makin Efisien
-
Tiga Kali Bobol! Sistem IT Bank DKI Lemah, Gubernur Ancam Gandeng Lembaga Audit Internasional!
-
Tragis di Teluk Gong, Warga Dihebohkan Dua Balita Jadi Korban Penganiayaan Pacar Ibu Kandung
-
Viral Kasus Pelecehan di Stasiun Tanah Abang, Polisi Klaim Telah Koordinasi dengan KAI
-
Sejumlah 15 Ribu Pendatang Baru Bakal Adu Nasib di Jakarta, Gubernur Pramono Janjikan Ini