Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Kamis, 01 April 2021 | 15:58 WIB
Ahok dan Ima Mahdiah (YouTube/PanggilSayaBTP).

"Oleh karenanya, pemerintah juga harus melibatkan milenial sebagai upaya melakukan pencegahan agar tidak ada perekrutan baru," kata Nuning.

Nuning menjelaskan dalam menganalisa kejadian terorisme harus holistik.

"Kejadian bom bunuh diri itu tentu saja sinyal bahwa mereka ingin menunjukkan eksistensinya. Oleh karena itu harus dikenali embrio terorisme di Indonesia itu apa saja," ujarnya.

Selain melibatkan milenial, pemerintah juga diharapkan melibatkan tokoh-tokoh publik.

Baca Juga: Dimakamkan Dini Hari, Penggali Kubur Ungkap Kesedihan Ibunda Zakiah Aini

"Rekrutmen terorisme selain dilakukan tertutup, juga ada ruang publik yang dipakai dalam proses penjaringan seperti di media sosial," kata Nuning.

Yang juga perlu diwaspadai adalah proses yang disebut enabling environment yaitu menormalisasi hal yang tidak normal dirasa normal.

"Ini tidak boleh disepelekan dan harus jadi perhatian serius semua kalangan," ujar Nuning.

Mantan anggota DPR juga menjelaskan, militer dapat dilibatkan dalam penanganan terorisme.

Penanganan terorisme di Indonesia selama ini cenderung masih dalam klasifikasi kejahatan terhadap publik sehingga cenderung ditangani Polri semata.

Baca Juga: Dikatai Kafir oleh Teroris Zakiah Aini, Ahok 'Ceramah' Konsep Isa Almasih

"Jika terorisme mengancam keselamatan Presiden atau pejabat negara lainnya sebagai simbol negara, maka terorisme tersebut menjadi kejahatan terhadap negara dan harus ditanggulangi oleh TNI," kata Nuning.

Load More