Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Kamis, 01 April 2021 | 16:27 WIB
Wakil Dewan Paroki Gereja Santo Laurensius Alam Sutera, Serpong Utara Fransiskus Hartapa memantau persiapan Misa Paskah, Kamis (1/4/2021). [Suara.com/Wivy]

SuaraJakarta.id - Di tengah ramainya aksi terorisme, pengelola Gereja Santo Laurensius Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), tak memperketat pengamanan.

Pengamanan yang diterapkan seperti pengamanan ibadah rutin setiap minggunya dan Misa Natal sebelum adanya heboh aksi terorisme.

Hal itu diungkapkan Wakil Dewan Paroki Gereja Santo Laurensius Alam Sutera, Serpong Utara Fransiskus Hartapa.

Dia mengatakan, pihaknya tak menerapkan pengamanan ekstra lantaran percaya Misa Paskah akan berjalan aman.

Baca Juga: Gereja di Bandar Lampung Batasi Jumlah Jemaat pada Ibadah Jumat Agung

"Untuk pengamanan kami mengikuti arahan dari aparat kepolisian dan TNI. Secara internal kami menjalankan prosedur seperti biasa saja. Masuk akan diperiksa identitasnya, tujuannya apa. Kalau itu memang bukan umat, tetap akan ditanyakan identitas dan tujuannya oleh petugas keamanan kami," katanya ditemui SuaraJakarta.id, Kamis (1/4/2021).

"Tidak ada (pengamanan) secara khusus. Kita percaya aja. Percaya bahwa kita aman," sambung Hartapa.

Meski begitu, pihaknya tak menampik merasa khawatir usai adanya aksi terorisme terbaru di Mabes Polri Rabu (31/3/2021) sore.

"Khawatir pasti ada, takut pasti ada, manusiawi. Tapi kalau dilihat dari kebaktian Misa di sini ya selalu penuh, sehingga mereka umat jemaat masih aman dan percaya kepada polisi dan tentara bahwa kita aman," ungkapnya.

Hartapa menerangkan, pelaksanaan Misa Paskah akan dilakukan mulai Kamis-Minggu. Setiap harinya, Misa Paskah akan dilakukan dua sesi.

Baca Juga: Pandemi Penjagaan Ketat, Gereja Santo Antonius Kotabaru Siap Ibadah Paskah

Untuk Kamis, Misa Paskah akan dilakukan Pukul 17.00 dan 20.00 WIB. Sedangkan Jumat-Minggu diperkirakan dimulai pukul 15.00 WIB.

Meski Peringatan Paskah ini merupakan hari besar, namun tak ada persiapan khusus yang dilakukan oleh pihaknya. Terlebih, saat ini masih dalam pandemi Covid-19.

"Sebenarnya ini perayaan besar untuk umat katolik. Tetapi persiapannya ya seperti hari minggu biasa karena masa pandemi dan tidak ada yang khusus kecuali beberapa dekorasi yang hubungannya dengan tema Paskah 'Semakin mengasihia, semakin terlibat dan semakin menjadi berkat'," papar Hartapa.

Pihaknya pun membatasi umat yang datang untuk melaksanakan Misa Paskah. Yakni maksimal 300 orang dari kapasitas situasi normal yang bisa mencapai hingga 2.000 orang. Sedangkan tempat duduk umat yang beribadah akan dibatasi dengan diatur jaraknya.

"Umat yang akan melaksanakan Misa Paskah harus membawa undangan pendaftaran yang dilakukan secara online di hari sebelumnya. Jumlah umat yang ibadah dibatasi 300 orang ditambah 50 orang pengurus dan pegawai," bebernya.

Selain pembatasan jumlah jemaat, umat yang ibadah Misa Paskah langsung juga dibatasi usianya. Mulai dari usia 18-59 tahun dan harus dalam keadaan sehat.

"Jadi lansia, ibu hamil dan orang dengan suhu tubuh tinggi dan orang berkebutuhan khusus tak diperkenankan melaksanakan Misa Paskah langsung di gereja, tapi mengikuti secara online," pungkasnya.

Pantauan SuaraJakarta.id di lokasi, sejumlah umat kini mulai berdatangan. Akses pintu masuk dibuat satu pintu yang dijaga oleh empat satpam.

Sebelum masuk ke Gereja Santo Laurensius Tangsel, mereka harus mengecek suhu tubuh dan melewati lorong penyemprotan disinfektan.

Gereja Katolik Santo Laurensius menyiapkan pendeteksi logam untuk jemaat yang ingin masuk beribadah.

Pintu masuk yang dibuat satu pintu di gerbang sebelah kanan gereja itu tampak berjaga sejumlah petugas dan satpam. Terlihat, ada dua orang satpam yang memegang metal.

Pantauan SuaraJakarta.id di lokasi, para umat yang akan masuk ke dalam lingkungan gereja dan membawa tas pun diperiksa satu persatu.

Kontributor : Wivy Hikmatullah

Load More