SuaraJakarta.id - Pengamat terorisme Nasir Abbas menilai usia remaja paling rentan terdoktrin ajaran radikalisme. Sebab, umumnya mereka telah belajar agama.
Sehingga usia remaja sangat rawan terpapar pemahaman radikalisme.
"Memang usia remaja itu yang paling mudah dipengaruhi dan gampang direkrut. (Sebab) ilmu pengetahuan agama mereka masih sangat dangkal," ujar Nasir saat dihubungi SuaraJakarta.id, Kamis (1/4/2021).
Nasir menambahkan, para remaja yang telah terkena doktrin tersebut, akan muncul rasa kebencian dan permusuhan terhadap pemerintah Indonesia.
"Karena mereka menerima paham tersebut, disaat diajak diskusi, disampaikan tukar pikiran. Muncullah rasa kebencian, muncul rasa permusuhan kepada pemerintah," tuturnya.
"Kemudian ditambahkan lagi harus berjuang, harus membela Islam. Jika mereka itu tidak menyangkal, tidak mendapatkan (pemahaman) yang lain, maka berpotensi menjadi pelaku (teroris)," imbuhnya.
Marak Aksi Teror
Di luar itu, mantan salah satu petinggi kelompok Jamiah Islamiyah (JI) ini menilai maraknya aksi teror di Indonesia dalam beberapa hari terakhir, dipicu penangkapan para terduga teroris oleh Densus 88 Antiteror.
Diketahui, dalam beberapa hari terakhir, aksi teror kembali marak di Indonesia. Dimulai dari bom Makassar yang menyasar sebuah gereja, Minggu (28/3/2021) lalu.
Baca Juga: Eks Petinggi Jamaah Islamiyah Ungkap Motif Teroris Serang Polisi
Kemudian, seorang terduga teroris menyerang petugas di sebuah pos penjagaan di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (31/3/2021) sore kemarin.
"Aksi di Gereja Katedral Makassar begitu juga di Mabes Polri kemarin, adalah aksi lanjutan, aksi balas dendam terhadap teman-teman mereka yang ditangkap," ujar Nasir Abbas.
"Jadi jiwa mereka terpanggil dan terpancing untuk membuat yang sama. Walaupun tidak pernah ketemu dengan kelompok yang itu," sambungnya.
Pemerintah Adalah Musuh
Selain balas dendam, Nasir Abbas menilai jika saat ini para teroris sudah menganggap pemerintah Indonesia sebagai musuh mereka.
"Mereka yakin, bahwa sekarang sedang perang, wajib fardhu ain, memerangi pemerintah Indonesia. Kalau sudah fardhu ain berperang di Indonesia, bahkan wanita dan lelaki angkat senjata," katanya.
Berita Terkait
-
Catut Nama Perusahaan Tambang, Anggota DPR Khilmi Terancam Dilaporkan ke MKD dan Mabes Polri
-
Bukan Lagi Jerawatan, Remaja Kini Datang ke Klinik Agar Wajah Lebih Tirus
-
Perjuangan Anak Berkebutuhan Khusus dalam Novel Senja di Sudut Rumah Sakit
-
Psikolog Angkat Bicara Soal Gen Z yang Suka Nunda Nikah karena Finansial
-
9 Rekomendasi Bedak untuk Remaja yang Bikin Glowing, Tahan Hingga Seharian
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- 5 Sepatu Lari Rp300 Ribuan di Sports Station, Promo Akhir Tahun
Pilihan
-
Hasil SEA Games 2025: Mutiara Ayu Pahlawan, Indonesia Siap Hajar Thailand di Final
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
Terkini
-
10 HP Murah untuk Hindari Android Kadaluarsa, Cocok buat Pengguna Budget 1-2 Jutaan
-
7 Sneakers Lokal yang Kerennya Setara Merek Internasional, Bikin Pede Melangkah Tanpa Mahal
-
10 Mobil Bekas untuk Keluarga Muda dengan 2 Anak di Harga Ramah Dompet, Nyaman untuk Liburan
-
10 Mobil Bekas Terbaik untuk Keluarga Muda: Jok Nyaman, Kabin Lega, Harga Bersahabat
-
Menggali Peluang Crypto: Edukasi Lintas Industri yang Kian Menguat