Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Senin, 26 April 2021 | 09:00 WIB
Khadijah alias Theresa Rosa, gadis yang menjadi mualaf saat ditemui di Pesantren Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center Indonesia, Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel). [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]

Baca Surat Al-Baqarah

Setelah itu, Khadijah memutuskan untuk belajar langsung dengan membaca terjemahan Al-Quran tanpa diketahui orang tuanya. Surat Al-Quran yang dia baca adalah Surat Al-Baqarah.

"Akhirnya saya belajar Islam dari Al-Quran. Saya diam-diam ambil saat semua orang sudah tidur. Surat yang pertama kali saya baca Al-Baqarah dan benar-benar ngejawab pertanyaan saya," ungkapnya.

"Saya bandingkan Alkitab dan Al-Quran, ternyata (Al-Quran) lebih rinci. Dari kematian Nabi Isa, soal Yesus, dari Tuhan itu tidak diperanakkan, Tuhan itu Esa bukan tiga. Itu benar-benar menguatkan keyakinan saya," katanya penuh keyakinan.

Baca Juga: Menelisik Masjid Jami Kalipasir Tangerang, Ada Peninggalan Sunan Kalijaga

Santriwati tengah belajar di Pesantren Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center Indonesia, Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel). [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]

Setelah mendapat keyakinan soal Islam, Khadijah meminta kepada orang tuanya untuk difasilitasi masuk Islam.

Permintaan itu langsung direspons orang tuanya dan mengantar Khadijah ke Pesantren Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center Indonesia di Ciputat, Tangsel.

"Saya masih ingat masuk Islam itu hari Jumat November 2019 di An-Naba dan dikasih nama Khadijah. Saya bukan nangis, tapi yang ngerasa keren banget. Katanya kalau sudah masuk Islam dosanya dihapusin seperti bayi, jadi nggak mau bikin dosa. Seminggu setelah itu, akhirnya ditawari masuk pondok, karena cuma di sini yang mau nerima saya," papar Khadijah menceritakan proses kisah mualaf dirinya.

Dijauhi dan Dicibir

Setelah masuk Islam, teman-teman dan guru Khadijah di sekolah di Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang terkejut. Saat itu, Khadijah dijauhi, dicibir dan tak lagi dianggap.

Baca Juga: Mengenal Tasawuf Underground, Pesantrennya Anak Punk Jalanan di Tangsel

"Teman-teman kaget, menjauh. Ada yang minta maaf dikira gara-gara salah dia aku masuk Islam. Ada yang bilang karena orang tuanya bangkrut, jual agama, guru Kristen di sekolah juga jadi acuh. Tapi guru Islam-nya justru yang support," bebernya.

Load More