Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Kamis, 29 April 2021 | 10:08 WIB
Rocky Gerung soal Munarman (YouTube).

SuaraJakarta.id - Rocky Gerung menanggapi soal karangan bunga yang memenuhi halaman Mabes Polri usai penangkapan Munarman yang diduga terlibat terorisme.

Rocky Gerung menilai bahwa pengiriman karangan bunga itu adalah langkah yang provokatif dan menunjukkan perpecahan bangsa.

Ia pun menyalahkan Presiden Joko Widodo uang ia sebut tekah gagal merawat kebersamaan bangsa dan keakraban dalam bernegara.

Pernyataannya itu dapat dilihat dalam video berjudul 'Kirim Bunga dan Dongeng Penangkapan Mun4rm4n, Buzzer Tambah Dungu' yang tayang di Rocky Gerung Official pada Kamis, 29 April 2021.

Baca Juga: Kasus Covid-19 di Kepri Naik Signifikan, Jokowi Beri Peringatan

Awalnya, Hersubeno Arief sebagai pewawancara menyinggung bahwa tindakan mengirim bunga saat Kepolisian menindak tegas oposisi nampak sudah menjadi pola yang baku.

Hersubeno Arief pun menilai bahwa pola ini menunjukkan keterbelahan bangsa yang sudah parah.

Rocky Gerung lalu menimpali bahwa masalah yang disampaikan Hersubeno itu adalah suatu hal yang perlu dievaluasi, terutama di bulan suci ini.

"Bahwa bangsa ini terpecah karena bunga yang dikirim di situ, ada yang berbunyi nyukurin Munarman. Jadi sebetulnya kalau kita lihat, memang tugas Polri untuk menegakkan hukum, untuk mencurigai orang, bahkan untuk menangkap. Jadi buat apa dikirimin bunga ke situ, kan?" kata Rocky.

"Apalagi bunga yang insinuatif itu. Padahal, pengadilan aja belum berlangsung tapi udah ada ucapan 'selamat menikmati penjara', apa segala macam. Jadi terlihat bahwa, saya selalu ingin mengatakan bahwa Presiden ini gagal untuk merawat kebersamaan," lanjutnya.

Baca Juga: Taktis Sulit Bertemu Munarman, Fadli Zon: Ini Jelas Pelanggaran HAM

Rocky Gerung juga mengatakan, orang pasti menganggap bahwa buzzer lah yang mengirim bunga ke Mabes Polri itu seperti pola sebelumnya.

"Jadi, terlihat bahwa dendam itu berjalan lebih cepat dari humanity, dari solidaritas. Nah, keadaan semacam ini yang bukan sekedar mambahayakan, tapi membuyarkan ide tentang Indonesia," ujarnya.

Rocky melanjutkan bahwa ide ke-Indonesia-an dari awal sudah buyar karena sisa-sisa konflik saat Pemilihan Presiden (Pilpres) tidak diselesaikan oleh Presiden saat ini.

"Dengan kata lain, dibiarkan sebetulnya. Kan ini adalah Act of Ommision, pembiaran yang dilakukan negara terhadap mereka yang ingin merusak persahabatan warga negara, keakraban bernegara," tandas Rocky.

"Itu jelas bunga yang provokatif dan itu tidak layak diperlihatkan oleh manusia yang mengerti asal usul persahabatan di dalam perbedaan politik bahkan. Itu soalnya tuh," sambungnya.

Load More