Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Sabtu, 01 Mei 2021 | 09:05 WIB
Masjid Al-Muttaqin terletak di Kampung Lengkong Kyai atau Lengkong Ulama, Desa Lengkong Kulon, Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang. Masjid ini menjadi saksi bisu perjuangan Raden Aria Wangsakara dakwah sebarkan Islam dan mengusir penjajah Belanda. [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]

"Berkat perjuangan beliau mempertahankan wilayah dan menyebarkan agama Islam di sini. Akhirnya dulu di kenal sebagai daerah santri. Tapi sekarang sudah sedikit pesantrennya," ungkap Basri.

Masjid Al-Muttaqin terletak di Kampung Lengkong Kyai atau Lengkong Ulama, Desa Lengkong Kulon, Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang. Masjid ini menjadi saksi bisu perjuangan Raden Aria Wangsakara dakwah sebarkan Islam dan mengusir penjajah Belanda. [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]

Nyaris Dibongkar Pengembang

Kakek 71 tahun itu menuturkan, Masjid Al-Muttaqin Tangerang pernah terancam rata oleh pembangunan yang dilakukan pengembang.

Beruntungnya, rencana itu gagal lantaran wilayah itu dijadikan cagar budaya berupa taman makam pahlawan yang merupakan makam dari Raden Aria Wangsakara. Serta para keluarga dan para kiai yang berdakwah di Pagedangan.

Baca Juga: Kesiapan Penyekatan Mudik Lebaran di Tangerang Capai 90 Persen

Basri menuturkan, Raden Aria Wangsakara wafat pada 1681, diusia sekitar 66 tahun. Setelah itu, sejumlah tokoh ulama pun berdatangan untuk melanjutkan menyebarkan agama Islam di Lengkong Kiyai.

Sejumlah tokoh yang dia ingat yakni Syeikh Mustaqim, Mohammad Natsir, dam Syeikh Azhari.

Makam Raden Aria Wangsakara beserta keluarga dan para kiai yang menyebarkan Islam di Kampung Lengkong Kyai atau Lengkong Ulama, Desa Lengkong Kulon, Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang. [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]

Salah satu diantaranya, bahkan sempat berperang melawan VOC Belanda hingga ditembaki. Tetapi, pelurunya tak tembus.

"Waktu penyerbuan Belanda ke sini pada sembunyi. Ada yang ditembak-tembak tapi nggak luka. Kebal. Bekasnya penembakan ada di tembok masjid, tapi sayang sekarang sudah tidak ada setelah direnovasi," paparnya.

Ketua DKM Masjid Al-Muttaqin H Ahmad Basri. [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]

Saat ini, Masjid Al-Muttaqin Tangerang memiliki dua lantai dan digunakan warga di tiga RT. Warna masjidnya khas berwarna cokelat muda dan cream. Ada kubah besar di atasnya dan satu menara setinggi sekira 22 meter.

Baca Juga: Megah dan Uniknya Masjid Asmaul Husna Tangerang, Diarsiteki Ridwan Kamil

Saat Ramadhan, Masjid Al-Muttaqin ramai dengan berbagai kegiatan. Seperti tadarus, nuzulul quran, dan pengajian sore serta buka bersama.

Kontributor : Wivy Hikmatullah

Load More