Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Selasa, 04 Mei 2021 | 03:10 WIB
Dian Sastro [Suara.com/Evi Ariska]

SuaraJakarta.id - Dian Sastro membagikan kisahnya jadi mualaf. Kisah itu disampaikannya di akun YouTube Daniel Mananta Network belum lama ini.

Kisah Dian Sastro mualaf melalui proses yang tak sebentar. Ia mengaku sempat melakukan perjalanan spiritual dan mempelajari banyak agama.

"Gue pernah jadi spritual tourist. Jadi gue pelajari banyak agama dan aliran. Dan gue sangat minat akan itu. Karena gue juga kan dibesarkan secara Katolik sama nyokap," ujarnya.

"Nyokap Katolik yang taat banget, untuk doanya kuat banget. Bokap Buddha. Dan gue di umur 17 sempat pengen cari. Itu bersamaan dengan gue tertarik dengan filsafat," sambung Dian Sastro.

Baca Juga: Cerita Dian Sastrowardoyo Saat Masuk Islam, Berawal Dari Pertanyaan Kiamat

Saat masih remaja, Dian Sastro memanfaatkan waktu sebaik mungkin buat belajar. Sampai akhirnya, dia memilih masuk Islam.

"Gue ngerasa pengen punya kebebasan nyari dan menemukan. Kayak bokap sempat nyari terus nemu di (agama) Buddha. Makanya cari-cari, ngobrol-ngobrol mondar mandir. Dan akhirnya gue ketemunya di Islam," tutur Dian Sastro mengisahkan.

Dian Sastrowardoyo [Instagram]

Keputusan Dian Sastro mualaf tidak ditentang oleh sang ibunda. Diketahui, Dian Sastro ditinggal ayah wafat sejak masih kecil.

"Aku sangat bersyukur nyokap juga punya pemikiran terbuka dan supportif. Tetap yang penting taat dan jangan kayak orang. Gue ngejalanin emang beda dan itu personal buat gue. Nyokap bisa melihat itu," jelas Dian Sastro.

Dian Sastro mengatakan semenjak itu ingin punya pencapaian di Islam. Dia memilih buat hatamin baca Al-Quran sebelum memutuskan menikah.

Baca Juga: Ayah Buddha Ibu Katolik, Ini Cerita Dian Sastro Pilih Masuk Islam

"Jadi sebelum menikah, gue hatamin Al-Quran," ucapnya dikutip dari AyoJakarta.com—jaringan Suara.com—Selasa (4/5/2021).

Dia mengingat betul momen yang sangat emosional baginya itu. Begitupun dengan ibundanya.

"Itu gue bisa dan sangat emosional. Nyokap gue juga sampe nangis padahal dia Katolik. Tapi dia bangga dengan pencapaian spiritual gue sendiri," kata Dian Sastro.

Terlepas dari itu, dia bersyukur mempunyai keluarga dengan toleransi yang cukup tinggi dan menghargai kepercayaan masing-masing.

"Jadi kayak gitu toleransi di keluarga gue, dan gue sangat bersyukur. Sampai sekarang kita saling menguatkan. Kayak kemarin nyokap Paskah-an, gue bantuin atur makanan. Gue pengajian, nyokap juga begitu. Jadi keluarga kita Alhamdulillah warna-warni," tutup Dian Sastro.

Load More