Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Sabtu, 22 Mei 2021 | 16:06 WIB
Warga berziarah ke makam keramat Solear, Kabupaten Tangerang. [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]

SuaraJakarta.id - Makam Keramat Solear di Kabupaten Tangerang menjadi salah satu tempat yang ditutup sementara oleh pemerintah setempat guna menghindari terjadinya kerumunan massa.

Tempat wisata religi di Banten itu ditutup lantaran membludaknya pengunjung sehingga menimbulkan kerumunan yang rentan jadi tempat penyebaran Covid-19.

Makam Keramat Solear Tangerang jadi tempat wisata religi karena memiliki nilai sejarah penyebaran Islam di daerah sekitar.

Baca Juga: Asal Usul Seba Baduy, Tradisi Ratusan Tahun Sejak Kesultanan Banten

Tak heran, setiap tahunnya terutama saat momen lebaran, jadi salah satu pusat tujuan bagi peziarah.

Tak banyak yang tahu pasti soal sejarah Makam Keramat Solear tersebut. Tetapi dari cerita yang berkembang, makam yang dikeramatkan itu adalah makam Syeikh Mas Masa'ad.

Beliau diketahui sebagai panglima Kesultanan Banten. Tak hanya itu, beliau juga dianggap sebagai pengikut para wali Allah.

Salah satu juru kunci Makam Keramat Solear, Abidin mengatakan, Syeikh Mas Masa'ad merupakan salah satu tokoh penyebar agama Islam di wilayah sekitar.

"Ada beberapa makam keramat, tapi yang paling masyhur adalah makam Syeikh Mas Masa'ad ini," kata Abidin ditemui SuaraJakarta.id—grup Suara.com—beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Sejarah Kabupaten Tangerang, Tembok Pelindung Kesultanan Banten

"Beliau penyebar agama Islam di sini," sambung Abidin.

Abidin, salah satu juru kunci di makam keramat Solear, Kabupaten Tangerang. [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]

Ketika bercerita, Abidin pun sangat berhati-hati. Pasalnya, ia tak tahu secara pasti soal kebenaran dari cerita sejarah Makam Keramat Solear itu.

Tetapi, dari cerita yang berkembang, kata Abidin, Syeikh Mas Masa'ad dikenal sebagai panglima Kesultanan Banten.

"Iya cerita turun-temurun beliau panglima saat zaman Kesultanan Banten," ungkapnya.

"Tapi nggak ada yang bisa memastikan makam yang saat ini itu petilasan atau makam aslinya," menegaskan.

Dari informasi yang dihimpun, Syeikh Mas Masa'ad merupakan panglima utusan Kesultanan Banten sekira tahun 1552.

Saat itu, Syeikh Mas Masa'ad ditugasi untuk menyebarkan agama Islam. Area tersebut kala itu dikuasai oleh tokoh setempat Pangeran Jaya Perkasa atau dikenal Mas Laeng dari Kerajaan Pajajaran.

Saat itu, Syeikh Mas Masa'ad dibantu oleh Ki Seteng bertarung melawan Mas Laeng. Pertarungan seimbang dan berakhir damai.

Ketiganya sepakat membangun Tigaraksa yang berarti tiga orang yang memelihara perdamaian.

Makam keramat Syeikh Mas Masa'ad itu berada di bawah pohon besar yang disebut warga sebagai pohon kedoya. Makamnya dikelilingi pagar stanless setinggi sekira satu meter. Sedangkan batu nisannya ditutupi kain putih.

Makam Keramat Solear Tangerang berada di kawasan hutan lindung sekira 4 hektar. Tak hanya ada makam keramat, di kawasan makam itu juga ada ratusan monyet liar yang sudah menjadi ikon dari tempat wisata tersebut.

Kawanan monyet liar di area makam keramat Solear, Kabupaten Tangerang. [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]

Mitos yang beredar di masyarakat, monyet liar ekor panjang itu merupakan jelmaan dari para murid Syeikh Mas Masa'ad yang setia ingin menjaga area makam.

Abidin membenarkan adanya mitos tersebut. Tetapi, meski sebagai juru kunci, dirinya pun tak bisa memastikan cerita tersebut.

Secara ilmiah, kata Abidin, ratusan monyet liar yang menghuni area Makam Keramat Solear merupakan monyet liar yang beranak pinak. Hingga kini jumlahnya mencapai ratusan.

"Monyet biasa. Dulunya sedikit, tapi berkembang biak di sini ya tambah banyak. Mereka ada blok-blokan, ada tiga blok. Di belakang lain, di depan lain, di samping juga lain. Beda grup, nggak mau bersatu," paparnya.

Tak hanya itu, mitos lainnya, monyet liar itu dipercaya dapat menggambarkan sifat dan perilaku pengunjung.

Yang biasa terjadi, kata Abidin, kawanan monyet liar itu melakukan perkawinan untuk menunjukkan bahwa si pengunjung telah melakukan aktivitas persetubuhan atau bersenggama saat malam sebelum ziarah ke Makam Keramat Solear.

"Kalau itu banyak emang, tapi enggak semua pengunjung. Cuma kadang-kadang ada yang dibuktikan begitu. Kalau lagi kebenaran ya memang begitu monyetnya contohin lagi kawin," beber Abidin sambil tersenyum.

Spanduk penutupan sementara makam keramat Solear, Kabupaten Tangerang. [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]

Terkini, usai ditutup sementara oleh Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar pada Minggu (16/5/2021), Makam Keramat Solear masih ramai didatangi peziarah.

Meski akses utama menuju makam diportal warga, tapi para peziarah datang dari berbagai jalan pintas yang ada di sekitar Makam Keramat Solear Tangerang.

Selain berziarah, para pengunjung seolah berekreasi karena bisa memberikan makanan langsung kepada monyet liar. Seperti memberikan kacang dan lainnya.

Kontributor : Wivy Hikmatullah

Load More