SuaraJakarta.id - Sejarah pelacuran di Jakarta, hingga muncul berbagai istilah caibo dan penyakit Gang Mangga. Pelacuran di Jakarta dimulai dari Macao Po.
Dikutip dari berbagai sumber, prostitusi atau pelacuran di Jakarta sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda atau VOC yang pada saat itu sedang menguasai Batavia.
Di abad ke-17 tersebut mulanya kegiatan melacur ini dilakukan oleh pendatang luar Batavia yang kala itu disebut Caibo yang berarti wanita malam.
Masyarakat Betawi menyebutnya dengan sebutan Cabo.
Awal mula tempat prostitusi ini di daerah Stasiun Kota, Jakarta, namanya Macao Po.
Kini lokasinya berada di sekitaran Jembatan Kota Intan, Kota Tua. Lokalisasi Macao Po disebut sebagai lokalisasi kalangan kelas atas.
Hal ini disebut untuk kalangan kelas atas karena pengunjungnya kebanyakan para pejabat VOC, yang disebut-sebut sebagai pejabat hitam yang doyan wanita juga korupsi.
Terdapat lokalisasi prostitusi juga yang memang diperuntukkan kalangan bawah.
Pencari pemuas birahi biasanya masyarakat inonesia, pribumi, serta para pelayan pejabat. Lokasinya di sekitaran Glodok, tepatnya di Gang Mangga.
Baca Juga: Membongkar Modus Mucikari Rekrut Wanita Jadi Cewek Open BO di Jakarta Barat
Akibat tidak adanya jaminan kesehatan, maka sering terjadi korban penyakit sipilis. Pada masa itu disebut penyakit Gang Mangga.
Namun, tak lama lokaisasi Gang Mangga tutup akibat sering terjadi keributan.
Praktik pelacuran masih terus berlangsung hingga melewati masa Indonesia Merdeka. Kemudian muncul lagi lokalisasi di daerah Mangga Besar.
Lokalisasi yang berada di Mangga Besar ada pada tahun 1960-an. Gantinya Gang Mangga, lokalisasi kalangan kebawah meluas dari Stasiun Senen sampai ke arah Gunung Sahari.
Aktivitas binal ini dianggap “dipayungi” oleh pemerintah karena masih terus hidup hingga kinil.
Hingga tahun 1950 di daerah Petojo banyak terdapat kompleks lokalisasi tak resmi prostitusi, meski melewati banyak proses penertiban oleh pemerintah kota hal ini masih tetap ditemukan hingga awal tahun 1980-an.
Tag
Berita Terkait
-
Patrick Kluivert Jadi Samsak Netizen, Sang Anak Banjir Pujian Legenda Belanda
-
Mencekam! Detik-detik Rekan Pemain Keturunan Indonesia Tak Bergerak Usai Benturan Keras
-
Damprat Virgil van Dijk, Marco van Basten Minta Arne Slot Desak Lakukan Ini
-
Keuangan Mees Hilgers Boncos Akibat Absen di FC Twente dan Timnas Indonesia
-
Liverpool Ketar-Ketir! Ryan Gravenberch Cedera Saat Bela Belanda, Absen Lawan MU?
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott, Belum Kering Tangis Timnas Indonesia
- Pondok Pesantren Lirboyo Disorot Usai Kasus Trans 7, Ini Deretan Tokoh Jebolannya
- Apa Acara Trans7 yang Diduga Lecehkan Pesantren Lirboyo? Berujung Tagar Boikot di Medsos
- 3 Alasan Presiden Como Mirwan Suwarso Pantas Jadi Ketum PSSI yang Baru
- 5 Sepatu Nineten Terbaik untuk Lari, Harga Terjangkau Mulai Rp300 Ribu
Pilihan
-
Purbaya Mau Turunkan Tarif PPN, Tapi Dengan Syarat Ini
-
Isu HRD Ramai-ramai Blacklist Lulusan SMAN 1 Cimarga Imbas Kasus Viral Siswa Merokok
-
Sah! Garuda Indonesia Tunjuk eks Petinggi Singapore Airlines jadi Direktur Keuangan
-
Gaji Program Magang Nasional Dijamin Tak Telat, Langsung Dibayar dari APBN
-
Emas Terbang Tinggi! Harga Antam Tembus Rp 2.596.000, Cetak Rekor di Pegadaian
Terkini
-
Cairkan Relasi Lewat Night Golf: Bergeract Golf Club Satukan Sport dan Networking
-
Detik-Detik Ledakan Cengkareng Terekam CCTV: Puslabfor Turun Tangan Ungkap Penyebab!
-
DANA Kaget: Amplop Digital Kekinian Berisi Saldo Gratis Senilai Rp 380 Ribu, Ada di Sini
-
Mandiri Bakti Kesehatan Sasar 7.000 Penerima Manfaat di 12 Wilayah Indonesia
-
Dari Inovasi ke Kedaulatan: Langkah Nyata Menuju Ketahanan Energi Nasional