Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Kamis, 27 Mei 2021 | 15:43 WIB
Ipda Tita Puspita Agustina, polwan yang ditugasi mengasuh KB, korban penganiayaan ayah kandung di Tangsel saat ditemui di Mapolres Tangerang Selatan, Rabu (26/5/2021). [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]
Addie MS [Evi Ariska/Suara.com]

Terkait ibu kandungnya, korban mengaku hanya berkomunikasi melalui video call. Pasalnya, ibu korban menjadi TKW di Malaysia.

Lama tak bertemu dan mengandalkan video call, korban tak ingat kapan berkomunikasi dengan ibu kandungnya secara virtual.

"Kita tanya, mamanya di mana dek? Di malaysia, jauh di sana. Kadang-kadang video call, kadang agak-agak lupa kapan terakhir ketemu (video call) mama. Tapi kemarin video call dia ingat panggil mamah gitu," beber Titta.

Terkini, korban KB sudah berada dalam asuhan sementara Kapolres Tangsel AKBP Iman Imanuddin di rumahnya. Itu agar mempercepat pemulihan psikis korban dari trauma akibat tindak kekerasan.

Baca Juga: Psikis Anak Korban Aniaya Ayah di Tangsel Mulai Pulih, Diasuh Sementara Kapolres

Di sana, ungkap Tita, korban merasa memiliki sahabat baru. Pasalnya, dia bermain dengan anak Kapolres yang seusia.

"Biar lebih ceria, ternyata betul dia kayak punya sahabat baru. Malah ketika ke sini untuk pemeriksaan psikologis, korban nggak mau lepas dari sahabat barunya itu. Karena merasa punya temen," katanya seraya bersyukur.

Meski sudah memaafkan perbuatan ayahnya itu, tapi hingga saat ini KB masih takut untuk bertemu ayahnya.

"Sudah maafin iya, tapi masih takut dan menolak untuk ditemui ayahnya," terang Tita.

WH, pelaku penganiaya anak, di Polres Tangerang Selatan, Kamis (20/5/2021) malam. [Suara.com/Wivy Hikmatullah]

Selama diasuh olehnya, korban pun tak ingin dipanggil dengan sebutan nama. Hal itu, mengingatkan pada ayahnya yang berlaku sadis.

Baca Juga: Soroti Kasus Ayah Aniaya Anak, Kak Seto Beri Catatan Merah Bagi Pemkot Tangsel

"Dia nggak mau dipanggil namanya, Maunya dipanggil ade, jadi diperlakukan seperti adik sendiri," terang Tita.

Load More