SuaraJakarta.id - Asal usul nama Palmerah, Jakarta Barat. kini Palmerah menjadi kawasan terpadat di Jakarta, pusat pemukiman sampai pasar tradisional.
Palmerah dikenal karena di kawasan ini terdapat sebuah pasar tradisional yang sudah sejak lama menjadi tempat dagang sayuran dan buah-buahan.
Dikutip dari Encyclopedia Jakarta, kata Palmerah berasal dari kata Pal (artinya batas atau patok) yang berwarna merah.
Menurut sejarah, pada masa lalu patok berwarna merah itu dijadikan batas wilayah kota Batavia ke arah Bogor.
Baca Juga: Menguak Kastel Batavia, Simbol Kejayaan VOC yang Terkubur di Jakarta Utara
Kawasan tersebut menjadi jalur gubernur Belanda yang hendak ke Istana Bogor. Bersama rombongan mereka biasanya naik kereta kuda menuju Bogor dan mengistirahatkan kuda-kudanya di lokasi yang tidak jauh dari situ , yakni Pos Pengumben.
Kini patok merah tersebut sudah tidak ada lagi, yang ada hanyalah patok berwarna hitam, putih, dan kuning di pinggir jalan raya terutama dekat rel dan stasiun kereta api.
Selain itu terdapat versi lain asal usul Palmerah, nama Palmerah diambil dari salah satu nama pohon palem merah yang berada di wilayah tersebut.
Palmerah dikenal lantaran di kawasan perkantoran media, seperti Kompas Gramedia. Selain itu, di wilayah Pal Merah terdapat stasiun kereta api Pal Merah yang sudah beroperasi sejak tahun 1899.
Jalur kereta api yang melintas di wilayah tersebut merupakan pengembangan jalur kereta api atau trem uap dari Batavia menuju Tangerang dengan cabang dari Djembatan Doewa menuju Pal Merah.
Baca Juga: Tua-tua Keladi! Kakek Jim Dkk Sudah 4 Kali Bobol Rumah Mewah di Jakbar
Sejak akhir abad ke-19 itu, kondisi lalu lintas dari pusat kota Batavia menuju Paalmerah sangat ramai dipenuhi para pelawat yang hilir mudik silih berganti.
Dari mulai pejalan kaki, pemikul, sado, kargo kereta berkuda, juga kendaraan roda empat terus melewati jalur ini untuk berbagai keperluan, yang terutama perdagangan.
Menurut informasi para pedagang China, beberapa komoditas yang beredar di wilayah itu antara lain adalah beras, gabah dan padi; ikan kering, minyak tanah, kacang, tepung, mengkudu, bawang, kopi, gula, nila, gambir, babi, minyak, kain cita, kain batik, kayu bakar, sabun, topi jerami, kapur, pasir, batu-batuan, dan semen.
Berita Terkait
-
Awas Kehujanan! BMKG Prediksi Hujan di Seluruh Jakarta Sabtu Malam
-
Usai Kebakaran di Lantai 5, Mal Citraland Tutup Sementara Hingga Minggu
-
Andrew Andika Dinyatakan Positif Sabu Setelah Tes Kesehatan di Polres Jakbar
-
Jalani Tes Kesehatan Di Polres Jakbar, Polisi Sebut Andrew Andika Positif Gunakan Sabu
-
Polisi Pastikan Aktor Andrew Andika Ditangkap karena Penggunaan Sabu
Terpopuler
- Agus dan Teh Novi Segera Damai, Duit Donasi Fokus Pengobatan dan Sisanya Diserahkan Sepenuhnya
- Bukti Perselingkuhan Paula Verhoeven Diduga Tidak Sah, Baim Wong Disebut Cari-Cari Kesalahan Gegara Mau Ganti Istri
- Bak Terciprat Kekayaan, Konten Adik Irish Bella Review Mobil Hummer Haldy Sabri Dicibir: Lah Ikut Flexing
- Bau Badan Rayyanza Sepulang Sekolah Jadi Perbincangan, Dicurigai Beraroma Telur
- Beda Kado Fuji dan Aaliyah Massaid buat Ultah Azura, Reaksi Atta Halilintar Tuai Sorotan
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP 5G Rp 4 Jutaan Terbaik November 2024, Memori Lega Performa Handal
-
Disdikbud Samarinda Siap Beradaptasi dengan Kebijakan Zonasi PPDB 2025
-
Yusharto: Pemindahan IKN Jawab Ketimpangan dan Tingkatkan Keamanan Wilayah
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Chipset Snapdragon, Terbaik November 2024
-
Kembali Bertugas, Basri-Najirah Diminta Profesional Jelang Pilkada Bontang
Terkini
-
Mas Dhito Minta Foto Pjs Bupati Heru Dipajang di Pendopo Panjalu Jayati
-
Mas Dhito Minta Tim Relawan Paslon 02 Segera Lakukan Pembersihan APK
-
Pasca Serah Terima Jabatan dari Pjs Bupati, Mas Dhito Aktif Kembali Menjabat Bupati Kediri
-
Wanita 45 Tahun Aniaya Ibu Kandung di Palmerah, Diduga Gangguan Jiwa
-
Apakah Samsung S23 FE Memiliki Zoom 100x? Ini Dia Penjelasan Lengkap dengan Keunggulan Kamera yang Dimilikinya