Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Rabu, 09 Juni 2021 | 07:00 WIB
Guru memberikan materi pelajaran kepada murid saat uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) pada hari pertama di SD Negeri Kenari 08 Pagi, Jakarta, Rabu (7/4/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

SuaraJakarta.id - Sebanyak 78 persen guru dan 75 persen orang tua ingin pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah segera dibuka.

Hal itu berdasarkan survei yang dilakukan Pengurus Besar Perhimpunan Guru Republik Indonesia (PB PGRI).

Wasekjen PB PGRI, Dudung Abdul Qodir mengatakan, jumlah persentase tersebut diketahui berdasarkan hasil survei lembaga penelitian terkait sekolah tatap muka.

Dudung yakin jika sekolah tatap muka ditetapkan maka akan membuat perubahan lebih baik kepada siswa, daripada belajar secara online.

Baca Juga: Jokowi Minta Sekolah Dibuka Dengan Kapasitas 25 persen, Wagub DKI Anggap Enteng

"PGRI buat survei kepada teman-teman guru. 78 persen guru ingin segera tatap muka (sekolah dibuka),” kata Dudung, Selasa (8/6/2021).

“20 persen guru tidak ingin tatap muka, sisanya tidak tahu," tambahnya dikutip dari Times Indonesia—jaringan Suara.com.

Selain guru, kata Dudung, survei juga dilakukan terhadap 30 ribu orang tua siswa. Dari survei tersebut, 75 persen orang tua mengaku ingin pembelajaran tatap muka dilakukan.

Sedangkan 15 persen ingin pembelajaran tetap daring, dan sisanya tidak tahu.

Karena itu, Dudung meyakinkan bahwa semua pihak sebetulnya sudah hampir sepakat kalau belajar tatap muka di sekolah memang lebih baik.

Baca Juga: Saat PTM Dibuka, Ini Tips Aman Anak Kembali ke Sekolah

Dia mengimbau pemerintah agar hati-hati dalam menetapkan kebijakan tersebut, dan lebih baik melibatkan semua kalangan.

Kemudian, dia juga mengimbau Mendikbudristek Nadiem Makarim agar tidak hanya memberikan instruksi dalam kebijakan ini.

Dia meminta Nadiem Makarim juga memberikan arah konsekuensi kebijakan yang jelas dan terukur.

"Mas Nadiem ini juga sebenarnya tidak perlu [memaksakan] dengan kaliber menteri. Harusnya ajak ngobrol dulu, gimana cara menghadapi tahun ajaran baru. Jangan tiba-tiba menyampaikan info ke publik bahwa kita harus tatap muka tahun ajaran baru," imbuhnya.

Load More