SuaraJakarta.id - Sejarah bahasa Betawi dan asal usul bahasa Betawi sebagai bahasa asli Jakarta. Bahasa Betawi gabungan dari 4 bahasa. Yaitu bahasa Arab, China, Jawa, dan bahasa Sunda.
Bahasa Betawi tidak terjadi tiba-tiba. Melainkan lewat perjalanan panjang perkembangan sosial warga Jakarta.
"Itu lu kan namanye nyakitin die kagak ngehargain jerih parahnye. Biar kate lu ngerasa kagak punya salah, kan gak ada ruginya Doel lu minta maaf."
Potongan dialog antara mak Nyak dan Doel dalam sinetron Si Doel Anak Sekolahan, yang berkisah mengenai kehidupan Doel dan keluarganya yang merupakan keluarga Betawi yang tetap mempertahankan nilai-nilai tradisional meskipun hidup di tengah-tengah arus perkotaan dan modernisasi.
Dialek Betawi yang kental digunakan dalam dialog sinetron ini tentu pernah mengundang tanya darimanakah bahasa Betawi berasal?
Nah, dikutip dari laman jakarta.go.id bahasa Betawi termasuk salah satu bentuk dialek Bahasa Melayu.
Pada awalnya, Bahasa Melayu digunakan oleh orang-orang atau penduduk asli Jakarta dan menjadi dasar bahasa Indonesia.
Bahasa Melayu dengan dialek Jakarta ini sudah dipergunakan paling tidak sejak abad ke-10.
Mudahnya bahasa ini bercampur dengan bahasa Indonesia karena persamaan antara keduanya, hanya perbedaan utama terdapat di ucapan sejumlah kata-kata yang pada kedua bahasa itu belum ada padanannya.
Baca Juga: Xiaomi Saingi Apple untuk Urusan Mobil Listrik
Umumnya masyarakat Betawi asli mengucapkan bunyi a menjadi e seperti Ada menjadi Ade, Saja menjadi Saje, Tua menjadi Tue dan lain-lainnya yang banyak dipengaruhi oleh bahasa Arab, China, Jawa, dan bahasa Sunda.
Secara garis besar ada dua suku yang memiliki peranan besar dalam terbentuknya dialek Betawi ini, yaitu Melayu dan Makassar.
Di mana suku Melayu saat itu banyak mendiami daerah Kebayoran dan sekitarnya yang menggunakan huruf "e" di setiap ujung kata.
Suku kedua yaitu Makassar, memberikan pengaruh aksen bahasanya yang cepat dan menggertak. Mayoritas suku Makassar di Jakarta kala itu berada di kawasan Marunda, Cilincing, Warakas, Sukapura dan sekitarnya. Bukti buat keberadaan mereka di sana adalah dengan ditemukannya makam Karaeng KH. Bandan yang merupakan seorang perantau dari Makassar yang tinggal di kampung Malaka.
Kontributor : Kiki Oktaliani
Tag
Berita Terkait
-
Pengembang Dibuat 'Panas Dingin', Apa Alasan Sebenarnya KDM Setop Sementara Izin Perumahan di Jabar?
-
Drone Misterius, Serdadu Diserang: Apa yang Terjadi di Area Tambang Emas Ketapang?
-
Bruno Fernandes Akui Sakit Hati dengan Sikap Manchester United, Kasih Isyarat Bisa Saja Hengkang
-
Polemik Lahan Tambang Emas Ketapang Memanas: PT SRM Bantah Penyerangan, TNI Ungkap Kronologi Berbeda
-
Diduga Serang Petugas dan TNI, 15 WNA China Dilaporkan PT SRM ke Polda Kalbar
Terpopuler
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
Terkini
-
BGN Dorong Peran Masyarakat dan UMKM Perkuat Rantai Pasok Program MBG
-
Penyaluran Bantuan Pangan Terus Berjalan, SPPG Aceh Dialihkan Menjadi Dapur Umum
-
Jaga Keamanan Pangan MBG, BGN Berlakukan Penilaian Ketat Fasilitas SPPG
-
Investigasi KKI Temukan Galon Usia 13 Tahun Masih Beredar di Jabodetabek
-
Wakil Kepala BGN Dorong Kepatuhan SLHS demi Kelancaran Program Makan Bergizi Gratis