SuaraJakarta.id - Penasihat fraksi PAN DPRD DKI Jakarta Zita Anjani ikut minta agar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menarik rem darurat. PAN minta Anies berlakukan PSBB Ketat.
Padahal belum lama ini, ia tak menyetujuinya dengan alasan keuangan. Alasannya, karena kasus Covid-19 yang terus meroket belakangan ini.
Bahkan, rekor penambahan kasus harian pecah pada Jumat (19/6/2021) kemarin, dengan jumlah 4.737 orang.
"Jika kasus harian tidak mengalami penurunan, langkah PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) bisa diambil dengan mempertimbangkan keselamatan masyarakat DKI Jakarta dan aspek ekonomi," ujar Zita kepada wartawan, Minggu (20/6/2021).
Nantinya dalam penerapan aturan PSBB, Zita meminta agar mobilitas masyarakat kembali ditekan.
Perlu ada pengawasan yang ketat pada penerapan protokol kesehatan di area publik.
"Kami juga mendorong pengetatan dan pembatasan area-area publik yang menimbulkan keramaian. Seperti mal, kafe, restoran, dan tempat wisata. Terutama saat weekend dan libur nasional," jelasnya.
Zita pun juga meminta Anies ikut menjadikan penerapan protokol kesehatan di area perkantoran sebagai perhatian.
Terlebih lagi saat ini Anies sudah mengeluarkan aturan agar perkantoran di zona merah 75 persen pegawainya bekerja dari rumah (WFH).
Baca Juga: TNI-Polri Bubarkan Tongkrongan ABG di Sate Taichan Senayan hingga Masjid Kemayoran
"Memastikan implementasi lapangan dalam upaya menekan penyebaran Covid-19 berjalan dengan baik," kata dia.
Beiringan dengan pengetatan pembatasan kegiatan masyarakat, Zita juga meminta Anies lebih gencar melakukan vaksinasi. Presiden Jokowi pun sudah mengeluarkan target agar 7,5 juta warga DKI divaksin pada bulan Agustus.
"Mendukung upaya percepatan vaksinasi yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta dalam rangka pencapaian herd immunity," pungkasnya.
Sebelumnya, Zita menolak usulan menarik rem darurat karena kasus Covid-19 di ibu kota yang meroket. Ia menilai jika dilakukan maka DKI akan kehilangan banyak uang.
Jika rem darurat ditarik, maka aturan pembatasan akan diperketat kembali. Masyarakat akan dibatasi pergerakannya termasuk dalam kegiatan perekonomian.
Menurut Zita, seharusnya pelayanan kesehatan dan perekonomian harus berjalan berirongan. Ia tak ingin Gubernur Anies Baswedan malah mengorbankan salah satunya.
Berita Terkait
-
Aksi Demo Ojol Kepung Monas, Warga Diimbau Gunakan Jalur Alternatif
-
Ribuan Polisi Dikerahkan, Demo Ojol Kepung Monas Pagi Ini!
-
APBD DKI Jakarta 2025 Naik Rp 500 Miliar, Total Jadi Rp 91,86 Triliun
-
Ketua RT Gen Z di Jakut Diapresiasi Dedi Mulyadi, Netizen: Gubernur DKI ke Mana?
-
Pungli Rekrutmen PPSU Sudah Lama Jadi Sorotan, Rano Karno Janji Berantas
Terpopuler
- Dulu Dicibir, Keputusan Elkan Baggott Tolak Timnas Indonesia Kini Banjir Pujian
- Lupakan Vario! 5 Rekomendasi Motor Gagah Harganya Jauh Lebih Murah, Tenaganya Bikin Ketagihan
- Pemain Keturunan Rp52,14 Miliar Follow Timnas Indonesia: Saya Sudah Bicara dengan Pelatih Kepala
- Sedan Bekas Tahun Muda Mulai Rp 70 Juta, Ini 5 Pilihan Irit dan Nyaman untuk Harian
- Pemain Keturunan Palembang Salip Mauro Zijlstra Gabung Timnas Indonesia, Belum Punya Paspor RI
Pilihan
-
3 Rekomendasi HP Murah OPPO RAM 8 GB dan Chipset Gahar Performa Handal
-
Drawing Belum Mulai, Satu Negara Sudah Dirugikan AFC Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
11 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan dengan Kamera Beresolusi Tinggi, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Gabung Dewa United, Pemain Keturunan Semarang: Saya Ingin Juara!
-
Harga Emas Antam Kembali Melesat, Hari Ini Jadi Rp 1.919.000/Gram
Terkini
-
Wow! Aplikasi Pengganti WhatsApp Bisa Chat Tanpa Internet, Ini Teknologinya
-
Bengkel Motor di Ciputat Tangsel Kebakaran, Diduga Dipicu 'Puntung Rokok'
-
Identitas Mayat Pria Tanpa Identitas di Bintaro Office Park Terungkap, Polisi Temukan Benda Tajam
-
Penyaluran BSU BPJS Ketenagakerjaan di Tangerang Pakai QR Code
-
Mayat Pria Tanpa Identitas dengan Luka di Leher Gegerkan Bintaro Office Park