Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Senin, 28 Juni 2021 | 19:52 WIB
Tiga tenda darurat didirikan di Rumah Lawan COVID-19 (RLC) Tangsel untuk mengantisipasi lonjakan pasien COVID-19, Senin (28/6/2021). [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]

SuaraJakarta.id - Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mendirikan tiga tenda darurat untuk isolasi pasien COVID-19 di Rumah Lawan COVID-19 (RLC).

Koordinator RLC Tangsel, dr Suhara Manullang mengatakan, kapasitas tempat isolasi di Rumah Lawan COVID-19 hampir penuh.

Dari 300 bed yang tersedia, sudah terisi 285. Sisanya tak dapat digunakan lantaran alami kerusakan dan butuh perbaikan.

"Bukan banyak lagi, 700 persen naiknya. Saat ini sudah bilangan hariannya mencapai 285 bed. Karena ada kamar situasi ada bocor apa, kecuali untuk transit bisa. Hari ini ada yang pulang 30, tetapi yang waiting list-nya 60 orang lebih," kata Suhara, Senin (28/6/2021).

Baca Juga: Innalilahi, TPU Cikadut Bisa Kedatangan 40 Jenazah Pasien COVID-19 per Hari

Terkini, untuk mengantisipasi semakin melonjak permintaan isolasi pasien COVID-19, mulai dibangun tenda darurat.

Sudah ada tiga tenda darurat berdiri kokoh milik BPBD. Sebelumnya, sudah terdapat satu tenda yang biasa digunakan untuk tempat pemulangan pasien sembuh.

"Tenda darurat tambahan sudah terpasang dua unit sejak dua hari lalu, jadi sekarang ada tiga tenda. Masing-masing kapasitas untuk 20 orang atau total keseluruhan 60 orang," paparnya.

Suhara menerangkan, pemasangan tenda darurat dilakukan lantaran banyaknya laporan pasien COVID-19 yang meninggal di rumah akibat tak mendapat penanganan medis.

"Sekarang kan yang meninggal itu bukan di rumah sakit, di rumah juga ada yang meninggal. Berarti ada sesuatu yang tersumbat, sudah banyak tempat perawatan rumah sakit yang full, ini kita koreksi," terangnya.

Baca Juga: Dorong Nakes RS Rujukan COVID-19 Rotasi Tugas, Wali Kota Tangsel: Sudah Kelelahan

Nantinya, lanjut Suhara, tenda darurat itu dijadikan tempat transit pasien Covid-19 baik yang akan menjalani karantina di RLC, maupun mendapat perawatan di rumah sakit sesuai dengan kategori ringan, sedang dan berat.

"Istilahnya kalau bencana kan ada istilah triase. Kategori gejalanya dipilih ringan, sedang atau berat. Pasien datang disaring dulu. Kalau OTG masuk ke RLC, kalau penuh waiting list dulu, besok masuk. Kalau sedang kita berikan pelayanan maksimal, termasuk gejala berat akan dirujuk ke RS," paparnya.

Meski begitu, hingga saat ini pihaknya belum dapat memastikan kapan tenda darurat itu akan digunakan.

Pasalnya, pihaknya masih terkendala pengadaan alat mulai dari tempat tidur, tabung oksigen hingga tenaga kesehatan.

"Soal tempat tidur saat ini masih mencari win win solution. Karena anggaran juga meskipun tujuannya baik, tapi harus hati-hati. Ditambah sekarang oksigen sulit, tenaga juga sulit. Belum lagi ambulans juga harus ditambah. Saat ini ada, minimal harus ada 4-5 unit," beber Suhara.

Kontributor : Wivy Hikmatullah

Load More