Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Rabu, 30 Juni 2021 | 15:46 WIB
Ilustrasi - Sejumlah warga mengantre untuk mengisi ulang tabung oksigen di salah satu depot pengisian oksigen di kawasan Manggarai, Jakarta, Senin (28/6/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

SuaraJakarta.id - Dani Sanjaya, pemilik depot pengisian oksigen Muncul Gas02 di Setu, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), mengaku kewalahan melayani para customer.

Dani yang telah membuka usaha itu sejak empat tahun lalu, tak menyangka oksigen isi ulang jadi salah satu yang diburu di tengah pandemi COVID-19 saat ini.

"Sejak awal COVID-kan yang ramai masker sama hand sanitizer yang mahal. Sekarang oksigen yang mahal. Dulu masker gila-gilaan. Tapi sekarang ini oksigen sudah harganya mahal, stoknya juga nggak ada," ungkapnya saat ditemui SuaraJakarta.id, Rabu (30/6/2021).

Dani mengungkapkan, harga tabung oksigen untuk ukuran 1 meter kubik sebelumnya dibanderol Rp 900 ribu-Rp 1,5 juta.

Baca Juga: Harga Tabung Oksigen di Tangsel Capai Rp 3 Juta

Kini, untuk ukuran yang sama harganya mencapai Rp 2,5 juta-Rp 3 juta untuk ukuran satu meter kubik.

Kenaikan juga terjadi pada harga isi ulang oksigen. Dani mengatakan ia menaikkan harga isi ulang oksigen sebesar Rp 10 ribu untuk setiap ukuran, mulai dari 0,5 meter kubik hingga 6 meter kubik.

"Baru saya naikin kemarin jadi Rp 40 ribu. Tempat lain bisa Rp 50 ribu. Untuk tabung kita biasa jual Rp 1 juta, kini bisa Rp 2,5 juta-Rp 3 juta unyuk ukuran satu meter kubik. Kalau yang besar kita biasanya nyewain. Cuma karena stoknya enggak ada kita enggak bisa nyewain," bebernya.

"Permintaan banyak, barangnya enggak ada, harganya pun gila-gilaan lah," tambahnya sambil mengisi ulang oksigen.

Dani Sanjaya, pemilik depot isi ulang oksigen Muncul Gas02 di Muncul, Setu, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Rabu (30/6/2021). [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]

Hanya Layani Keperluan Medis

Baca Juga: Permintaan Naik, Depot Isi Ulang Oksigen di Tangsel Kewalahan, Sehari 400 Tabung

Dani mengaku saat ini mulai membatasi penjualan oksigen. Semula, dia melayani pembeli yang digunakan untuk keperluan las, kolam ikan, dan lainnya.

Kini depot isi ulang oksigen miliknya hanya melayani untuk keperluan medis.

"Buat las, proyek, ikan, kita udah nggak ngisi. Diutamakan buat orang sakit yang isoman (isolasi mandiri) COVID-19 dan yang sakit. Pokoknya kita utamakan orang sakit dulu," ungkap Dani.

Dani pun memohon maaf kepada para pelanggannya yang belum sempat terlayani terutama layanan delivery.

Pasalnya, meski ada tiga karyawan, tapi sibuk melayani permintaan di tokonya.

"Makanya kita ke pelanggan juga mohon maaf yang teleponnya nggak keangkat dan belum kebagian oksigennya maaf. Karena permintaan banyak, stoknya terbatas," pungkasnya.

Load More