SuaraJakarta.id - Pembangunan intermediate treatment facility atau ITF di Sunter, Jakarta Utara mengalami kendala. Sebab, perusahaan asal Finlandia, Fortum Power Heat and Oy angkat kaki dari proyek ini.
Seharusnya dengan bergabungnya Fortum, ITF akan mendapatkan pinjaman modal dari International Finance Corporation (IFC) sebesar Rp3,42 triliun atau USD 240 juta dari total proyek Rp5,42 triliun.
Fortum padahal sudah membentuk perusahaan patungan atau joint venture bersama BUMD PT Jakarta Propertindo (Jakpro) bernama PT Jakarta Solusi Lestari. Fortum memilih mundur karena masalah jaminan dari pemerintah pusat dan bankability dengan PLN.
Menanggapi hal ini, Wakil Ketua DPRD DKI, Mohamad Taufik meminta agar Jakpro segera melakukan tender ulang secara terbuka. Perusahaan plat merah itu tidak bisa langsung mengakuisisi perusahaan Jakarta Solusi Lestari (JSL) untuk melanjutkan ITF.
Untuk bisa mengakuisisi JSL, perlu ada dana sebesar Rp5,2 triliun. Menurutnya dana ini terlalu besar jika hanya mengandalkan APBD saja.
"Biaya ini terlalu mahal. Kalau menggunakan uang Jakpro sama saja pakai APBD. Baik itu pinjaman atau Penyertaan Modal Daerah (PMD)," kata Taufik kepada wartawan, Rabu (30/6/2021).
Ia pun meminta agar Jakpro lebih kreatif mencari dana yang tidak membebani APBD. Misalnya, kata Taufik, dengan membuat skema Investasi pengolahan sampah ibu kota.
"Iya itu, tender ulang. Banyak perusahaan yang ingin investasi di ITF," ujarnya.
Apabila nantinya Jakrpo tetap ngotot meminjam uang APBD untuk proyek ini, maka Taufik menyatakan akan menolaknya. Terlebih lagi sebenarnya anggaran yang sebenernya adalah sekitar Rp 3-4 triliun termasuk tanah.
Baca Juga: Polisi Tangkap Penganiaya Sopir Truk Kontainer di Jakarta Utara, Pelaku Pakai Pajero
"Saya bingung juga angka Rp5,2 triliun dari mana. Saya tidak mau pembangunan ITF bebani APBD. Baik itu melalui skema pinjam uang atau dari PMD, karena sumbernya sama dari APBD. Nanti, tipping fee juga menggunakan APBD," katanya.
Tak hanya itu, kondisi keuangan ibu kota saat ini sedang tidak sehat karena pandemi Covid-19. Jakpro harus punya jalan keluar agar proyek ini tetap berjalan tanpa membebani APBD.
"Jakpro jangan cari untung, lah. APBD lagi tak sehat jangan macam-macam dulu. Pakai skema investasi tak menggunakan APBD," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
-
7 Tren Fintech yang Diprediksi Mengubah Cara Masyarakat Bertransaksi pada 2026
-
Menjawab Tantangan Iklan Tak Terlihat dengan Pengukuran Berbasis AI
-
Libur Tahun Baru 2026 Sudah di Depan Mata! Ini Jadwal Libur ASN yang Dinanti
-
8 Mobil Bekas untuk Mengatasi Biaya Perawatan Tak Terduga bagi Pengguna Minim Jajan