Scroll untuk membaca artikel
Bangun Santoso | Yaumal Asri Adi Hutasuhut
Selasa, 06 Juli 2021 | 06:54 WIB
Sukoco, salah satu pengemudi bus sekolah di DKI yang kini jadi pembawa pasien Covid-19. (Suara.com/Yaumal Asri)

Dia mengaku mulai terbiasa menyaksikan ratusan pasien yang harus duduk mengemper menanti giliran diperiksa. Bahkan ada di antaranya menunggu sambil dipasangi oksigen.

“Situasinya ada yang lesehan karena tidak dapat tempat duduk saking banyaknya kan, (mereka) sambil menunggu antrean dipanggil dokter. Ada juga yang makan, ada yang sambil tiduran, ada yang dibantu pakai oksigen juga,” ungkap Sukoco.

Dari Anak Panti Asuhan hingga Panti Jompo

Sejak terlibat dalam proses penanganan Covid-19 pada April 2020, Sukoco mengaku semakin banyak menemui kelompok-kelompok yang tertular.

Baca Juga: Dishub DKI Jakarta Kerahkan Seluruh Armada Bus Sekolah untuk Evakuasi Pasien Covid-19

Hal itu semakin membuktikan Covid-19 bisa menginfeksi siapa saja, tidak memandang usia, muda atau tua bisa terpapar.

Berbarengan dengan angka kasus Covid-19 yang meningkat, belum lama ini Sukoco baru saja mengevakuasi sekitar 60 anak-anak dari sebuah panti asuhan di kawasan Tebet. Anak-anak yang berusia sekitar 6-12 tahun itu dievakuasi ke dua tempat, Rumah Sakit Darurat Covid-19 Kemayoran dan Rumah Susun Nagrak Cilincing.

Rasa iba pun terbersit di hati Sukoco saat mengevakuasi mereka. Menurutnya, para anak-anak malang itu tak seharusnya turut terpapar.

“Sudah tidak punya orang tua, apa-apa sendiri. Kalau sampai di Wisma Atlet atau di Rusun Nagrak itu makannya bagaimana? Kalau yang ada keluarga ada yang mengirim makanan. Kalau (mereka) dari panti mengandalkan makanan dari Wisma Atlet doang paling,” ujar Sukoco.

Selain para anak yatim, sekitar empat bulan lalu Sukoco turut terlibat mengevakuasi orang-orang berusia senja dari dua panti jumpo di kawasan Ciracas, Jakarta Timur dan Cengkareng Jakarta Barat. Saat itu ada sekitar 30 orang yang harus dibawa menuju Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran untuk menjalani isolasi.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Meroket, Seluruh Armada Bus Sekolah DKI Dikerahkan untuk Evakuasi Warga

Saat itu, dia bersama rekannya harus bekerja lebih ekstra, sebab yang dievakuasi para orang tua berusia senja yang perlu dituntun menuju bus.

Bus Sekolah saat mengangkut warga Cipayung yang positif Covid-19 ke RSD Wisma Atlet. (Suara.com)

“Kalau biasanya kan kami tinggal buka pintu saja, pasien langsung masuk. Ini mereka harus dituntun karena jalannya suda susah,” imbuh dia.

Bahkan ada para orang tua yang harus digendong, karena kesehariannya menggunakan kursi roda. Kontak secara langsung pun tak terhindarkan, walaupun sebenarnya saat bertugas Sukoco dan para awak bus menggunakan pakaian alat pelindung diri (APD).

“Kami harus gendong mereka, itu lebih ekstrem lagi, bersentuhan langsung. Nggak jarak lagi waktu itu,” kata dia.

Pengemudi Terpapar Covid-19

Sehari-hari berinteraksi dengan puluhan pasien Covid-19, bukan tanpa risiko. Satu per satu para pengemudi pun turut terpapar. Kepala UPAS Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Ali Murtadho mengatakan, di tengah pelonjakan kasus saat ini ada 23 awaknya yang terpapar Covid-19.

Load More