Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah | Fakhri Fuadi Muflih
Kamis, 08 Juli 2021 | 15:48 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan ASN Pemprov DKI Jakarta. (Instagram/@aniesbaswedan)

SuaraJakarta.id - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan sejauh ini belum ada rencana untuk memangkas tunjangan kinerja daerah (TKD) Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemprov DKI.

Kebijakan pemotongan TKD PNS DKI Jakarta pernah dilakukan tahun 2020 karena anggarannya dialihkan ke penanganan COVID-19.

Anies mengatakan pihaknya masih menyusun rencana pengalihan atau refocusing Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) mengingat angka penularan COVID-19 yang meroket sekarang ini.

Namun belum ada rencana untuk memangkas TKD PNS DKI Jakarta.

Baca Juga: Bakal Alihkan Anggaran untuk Penanganan Covid-19, Anies: Dulu Gaji ASN Kita Potong

"Enggak, enggak. Alhamdulillah sejauh ini aman. Jangan takutin ASN lagi," ujar Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (8/7/2021).

Dia mengakui pada tahun 2020 memangkas TKD PNS DKI karena dihadapkan pada pilihan untuk menggaji ASN secara penuh atau mengalihkannya demi pemberian bantuan sosial (Bansos).

Setelah melakukan kajian, ia lebih memilih untuk memangkas TKD PNS DKI.

"Kita harus mengambil keputusan, memberikan Bansos untuk 1,6 juta keluarga atau memberikan uang yang sama untuk 60-an ribu ASN. Dan kita memutuskan uang itu dipakai untuk Bansos," katanya.

Anies mengatakan hal ini untuk menunjukan bahwa pihaknya tak ragu untuk mengalihkan anggaran demi kelancaran penanganan COVID-19.

Baca Juga: Demi Penanganan Covid-19, Anies akan Batalkan Sejumlah Proyek Tahun Ini

Begitu juga dengan rencana refocusing yang akan dilakukan tahun ini.

"Bila dibutuhkan untuk menyelamatkan warga Jakarta maka kita akan alokasikan sesuai untuk kebutuhannya," katanya.

"Kami di Jakarta ini memprioritaskan keselamatan warga itu nomor satu," tambahnya menjelaskan.

Mantan Mendikbud ini menyebut pihaknya masih melakukan penyusunan untuk refocusing anggaran ini untuk nantinya diajukan ke DPRD.

Saat ini jumlahnya belum dipastikan karena situasi pandemi COVID-19 yang dinamis.

"Dari bulan ke bulan pergeserannya terjadi. jadi kalo anda lihat data dua bulan lalu, pasti beda dengan bulan Juli ini. Karena sesudah bulan Juni ini kita menyaksikan lonjakan kasus," pungkas Anies Baswedan.

Load More