Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Minggu, 18 Juli 2021 | 09:30 WIB
Pelaksanaan wukuf di Padang Arafah, Arab Saudi, Minggu (11/9/2016). [AFP/AHMAD GHARABLI]

SuaraJakarta.id - Bagi orang yang beriman, berdoa merupakan senjata juga pilar agama, serta cahaya langit dan bumi. Ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW, "Doa adalah senjata seorang Mukmin dan tiang (pilar) agama serta cahaya langit dan bumi." (HR Abu Ya'la).

Doa juga merupakan otak atau inti ibadah. Rasulullah bersabda, "Doa itu adalah otaknya ibadah." (HR Abu Dawud dan At-Tirmidzi).

Selain itu, doa merupakan sesuatu yang paling utama di sisi Allah SWT. Rasulullah bersabda, "Tidak ada yang lebih utama (mulia) di sisi Allah daripada doa." (HR Ahmad).

Seseorang juga perlu menghindari hal-hal yang membuat doa sulit dikabulkan seperti dalam keadaan tergesa-gesa.

Baca Juga: Masih Banyak Warga Tak Percaya COVID-19, Ustaz Das'ad Latif Kutip Hadits Nabi

Adapun waktu mustajab untuk berdoa, berdasarkan buku berjudul “Jangan Takut Hadapi Hidup” karya Dr Aidh Abdullah Al-Qarny, dikutip dari Ayojakarta.com—jaringan Suara.com—adalah sebagai berikut:

1. Setelah salat

Jika kamu telah selesai melakukan salat wajib, maka itulah saatnya untuk berdoa. Berdoalah kepada Allah Ta'ala sesuai dengan kemampuanmu, terutama pada akhir tahiyat sebelum salam.

Adapun setelah salam, lalu kamu langsung mengangkat kedua tangan untuk berdoa, hal ini tidak ada haditsnya.

Rasulullah SAW tidak pernah melakukan hal seperti itu, tidak pula para sahabat. Akan tetapi, berdoalah sebelum salam.

Baca Juga: Bacaan Niat dan Doa Puasa Sunah Senin - Kamis

2. Waktu di antara azan dan iqamah

Sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh Nasa'i. Jika seorang muadzin telah mengumandangkan adzan, perbanyaklah berdoa.

Dan memohonlah agar doamu diterima oleh-Nya dan Dia memberikan apa yang kamu harapkan.

3. Saat sujud

Rasulullah SAW telah bersabda, "Jarak yang paling dekat antara hamba dengan Tuhannya adalah ketika ia sujud kepada-Nya. Maka, perbanyaklah doa pada saat itu" (HR Muslim, Ahmad, Abu Daud, dan Nasa'i).

Dalam riwayat yang lain menggunakan redaksi: "...maka engkau akan dikabulkan" (HR Muslim, Ahmad, Abu Daud dan Nasa'i).

Load More