Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah | Muhammad Yasir
Rabu, 21 Juli 2021 | 20:27 WIB
Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Azis Adrianysah saat menyampaikan keterangan pers terkait tawuran yang terjadi di Pasar Manggis, Setiabudi, di Mapolresto Jaksel, Rabu (21/7/2021). [ANTARA/Sihol]

SuaraJakarta.id - Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan menetapkan 13 remaja yang terlibat tawuran di Pasar Manggis, Setiabudi, sebagai tersangka.

Mereka merupakan bagian dari 15 remaja yang sebelumnya diamankan pada Selasa (20/7/2021) kemarin.

Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Azis Andriansyah mengatakan, pihaknya juga tengah memburu empat tersangka lainnya.

"Dari 15 orang tersebut 13 orang kita tetapkan tersangka yang dua lagi sedang pendalaman. Kemudian berkembang empat tersangka lainnya sedang dalam pengejaran," kata Azis saat jumpa pers di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Rabu (21/7/2021).

Baca Juga: Pasar Manggis Setiabudi Dijaga Polisi Pasca Tawuran Antar Kampung

Azis mengungkapkan dari 13 tersangka, tiga diantaranya masih berstatus di bawah umur. Mereka merupakan bagian dari dua kelompok remaja yang terlibat tawuran.

Dalam perkara ini, penyidik turut mengamankan sejumlah barang bukti berupa senjata tajam. Di antaranya yakni celurit, pecahan botol, batu hingga bom molotov.

"Ini semua ada ditemukan di tempat kejadian perkara atau TKP saat kejadian. Termasuk juga ada yang diamankan dari beberapa pelaku," bebernya.

Atas perbuatannya para tersangka dijerat dengan Pasal 170, Pasal 406 dan Pasal 358 KUHP. Mereka terancam hukuman penjara maksimal di atas 5 tahun.

Disiram Air Seni

Baca Juga: Tawuran Remaja di Pasar Manggis, Warung Sembako Hampir Terbakar Terkena Bom Molotov

Sebelumnya, dua kelompok remaja di Pasar Manggis, Setiabudi, Jakarta Selatan terlibat tawuran. Peristiwa itu terjadi di saat perayaan Hari Raya Idul Adha pada Selasa (20/7) sore.

Tukang ojek pangkalan di lokasi, Babeh (47) menyebut mereka merupakan remaja dari Kampung Kebon Sayur dan Pariaman. Kedua kelompok remaja itu terlibat tawuran sebanyak tiga kali.

Anggota polisi dari Polsek Metro Setiabudi masih bersiaga di sekitar Pasar Manggis, Setiabudi, Jakarta Selatan pasca terjadinya tawuran antarremaja Kampung Kebon Sayur dan Pariaman. (Suara.com/M. Yasir)

Tawuran pertama kali terjadi pada Senin (19/7) dini hari. Para remaja tanggung itu ribut dengan menggunakan senjata tajam celurit, parang, batu, hingga molotov.

"Kedua itu pas malam takbiran. Terus kejadian lagi sore pas banget Idul Adha itu. Jadi tiga kali," kata Babeh saat ditemui Suara.com di lokasi, Rabu (21/7/2021).

Babeh mengungkapkan bahwa keributan bermula tatkala remaja Kampung Kebon Sayur menyerang remaja Kampung Pariaman yang sedang nongkrong di pinggir jalan.

Berdasar informasi yang diterima Babeh, remaja dari Kampung Kebon Sayur melempari remaja Kampung Pariaman dengan botol plastik berisi air seni.

"Anak-anak sini nongkrong katanya itu lagi pada duduk ditimpukin gelas aqua isi air kencing. Keduanya ditimpuk botol Kratingdaeng," bebernya.

Menurut Babeh, remaja Kampung Kebon Sayur dan Pariaman memang memiliki masalah lama.

Di awal tahun baru 2021 remaja Kampung Pariaman sempat diserang oleh remaja dari Kampung Kebon Sayur.

"Anak-anak sono (Kebon Sayur) emang ribut mulu. Gabungan dia ada juga yang dari luar. Kalau anak-anak sini sih (Pariaman) nggak pernah ngusik sebenarnya," kata dia.

Jarah Warung

Selain tawuran, beberapa pelaku ternyata juga melakukan penjarahan terhadap warung sekitar. Mereka bahkan merusak beberapa barang dagangan.

Muhammad (20), salah satu penjaga warung telur dan sembako di Kampung Pariaman, menjadi salah satu korbannya. Beberapa dagangan milik bosnya dihancurkan dan dibawa kabur.

"Kejadiannya itu sekitar abis Ashar. Dia tebas-tebasin telur ini. Sama ngambil-ngambilin dagangan. Ada telur, Indomie, timbangan sama HP juga diambil itu," beber Muhammad.

Warung telur dan sembako di Pasar Manggis, Setiabudi, Jakarta Selatan dijarah sekelompok remaja yang terlibat tawuran di saat momen Lebaran Idul Adha. (Suara.com/M. Yasir)

Akibat insiden ini, kerugian ditaksir mencapai Rp 5 juta. Hingga kekinian mereka mengaku belum menerima uang ganti rugi.

"Itu sembako aja kerugiannya hampir Rp 5 juta. Soalnya tepung-tepung itu juga karungnya dibacokin pakai celurit. Kerupuk dilemparin ke jalan," ungkapnya.

Load More