Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Rabu, 28 Juli 2021 | 08:05 WIB
Bayu Nugraha, salah satu jasa servis elektronik di ITC BSD, Tangsel, mengeluhkan dampak PPKM Darurat atau PPKM Level 4, Selasa (27/7/2021). [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]

SuaraJakarta.id - Sudah hampir sebulan para pelaku usaha jasa servis elektronik di ITC BSD, Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), tak beroperasi. Kondisi itu lantaran tempat usaha mereka ditutup sementara selama PPKM Darurat.

Diperpanjangnya PPKM Darurat atau PPKM Level 4 di Tangsel hingga 2 Agustus 2021 mendatang, membuat para peservis elektronik itu kini kembali harus menjerit.

Salah satunya Bayu Nugraha. Dia mengaku, sudah hampir satu bulan tokonya ditutup. Penutupan itu membuat dirinya kewalahan mendapatkan penghasilan.

"Ditutup dari tanggal 3 Juli. Pemasukan sudah nggak ada sama sekali, susah," keluhnya kepada SuaraJakarta.id—grup Suara.com—Selasa (27/7/2021).

Baca Juga: Buntut Rayakan Ultah di Hotel saat PPKM, Seleb TikTok Juy Putri Disidang Kamis Lusa

Sembari menservis software komputer pelanggannya, Bayu bercerita, selama tokonya tutup, dia harus memutar otak agar tetap mendapat penghasilan.

Pasalnya, sejak 2013 membuka jasa servis elektronik, baru kali ini ia mengalami kesulitan mencari pemasukan lantaran adanya penutupan toko selama PPKM Darurat berlaku.

"Sudah mulai servis dari 2013, tapi tahun ini bener-bener sulit. Kondisinya sekarang kacau," katanya.

Selain untuk memenuhi kebutuhan harian, Bayu kini harus memikirkan soal pembayaran sewa toko dan listrik.

Apesnya, meski hampir satu bulan tak beroperasi, dirinya tetap harus membayar listrik dan uang sewa toko.

Baca Juga: Viral Seleb TikTok Rayain Ultah di Hotel Bekasi, Pengacara: Gak Tahu PPKM Diperpanjang

Terlebih, pembayaran listrik toko dijadikan sayarat oleh manajemen gedung sebagai salah satu syarat jika dirinya akan mengambil peralatan miliknya di toko yang disewa.

Dalam sebulan, Bayu harus membayar tagihan listrik tokonya sebesar Rp 1,3 juta. Sedangkan sewa toko Rp 45 juta setahun.

"Bayar sewa aja bingung, kalau belum bayar listrik nggak bisa ngambil barang sama manajemen. Sedangkan bayar sewa toko juga jatuh tempo bulan ini, sudah pusing," paparnya.

Akibat penutupan toko itu, kini dirinya juga harus mengantongi surat izin manajemen jika ingin mengambil barang di toko.

"Saya ngambil hardisk aja harus ngambil surat izin dulu ke manajemen mall. Padahal cuma ngambil satu barang. Harus izin setiap ngambil barang. Sudah kayak mau ngambil barang orang lain aja," ungkap Bayu.

Untuk mencukupi kebutuhan harian, Bayu kini rajin membagikan selebaran jasa servis elektronik di sejumlah jalan yang ia lintasi.

Dia pun menerima servis dan update software di rumahnya agar dapurnya bisa tetap 'ngebul'.

"Hari ini Alhamdulillah ada yang ke rumah buat servis hardware, ganti spare part. Lumayan lah. Patokannya sampai jam 7 malam, sudah lewat jam segitu belum ada orderan servis, ya udah gigit jari," bebernya.

Menurutnya, semenjak penerapan PSBB, jasa servis elektronik sudah terdampak dan penghasilannya menurun.

Meski begitu, menurutnya kondisi itu lebih baik dibandingkan jika tak beroperasi sama sekali seperti sekarang ini.

"Harapannya pengennya boleh buka lagi, walaupun setengah hari sampai jam 5 nggak masalah. Kalau tutup total mah bingung. Sewa tiap bulan tetap bayar nggak ada keringanan," pungkasnya.

Kontributor : Wivy Hikmatullah

Load More