Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Selasa, 10 Agustus 2021 | 07:30 WIB
Ilustrasi pamer di media sosial (pexels.com/@daria)

SuaraJakarta.id - Perbedaan pamer dan bangga. Kadang untuk memberi tahu tentang prestasi, dikira pamer. Namun ternyata itu hanya cerita kebanggaan saja. Lalu bagaimana untuk membedakan perbedaan pamer dan bangga? Berikut ulasannya.

Saat mencapai sesuatu, atau memiliki hal yang selama ini sudah kamu impikan, sangatlah wajar ketika kamu ingin berbagi berita kebahagiaan dengan orang sekitar.

Hal itu bisa jadi bentuk apresiasi diri karena sudah bekerja keras, sampai akhirnya apa yang kamu inginkan tercapai.

Ilustrasi Harta Karun. (imagesbykim/126 images)

Hanya saja, jangan sampai kamu terjebak pada sikap pamer. Karena pamer ini, tak hanya membuat kamu tak disukai oleh orang-orang sekitar, juga bisa menimbulkan iri hati dan berbahaya. Habis, sikap pamermu itu keterlaluan.

Baca Juga: Modus Jadi ART, Perempuan asal Bandar Lampung Ini Gasak Harta Para Majikan

Berikut perbedaan pamer dan bangga seperti ditulis Riva Khodijah di YourSay Suara.com:

1. Dari apa yang ditampakkan

Ilustrasi pamer. [Shutterstock]

Orang yang pamer, hanya ingin yang lain tahu bahwa dia kaya atau berprestasi.

Tapi enggan menjelaskan bagaimana ia meraih itu semua. Yang ditampakkan cuma sisi indah saja.

Sementara orang yang sekadar bangga dengan apa yang dicapai, justru mendorong orang lain untuk tahu susah payahnya meraih apa yang ia miliki saat ini.

Baca Juga: JK Bandingkan Donasi Akidi Tio dan Hoaks Emas Padjajaran, Ade Armando: Tidak Sama

Supaya yang sedang berjuang, bisa termotivasi untuk meraih pencapaian juga.

2. Caranya bercerita

Ilustrasi pameran wisata. [shutterstock]

Orang yang memang berniat pamer, tanpa diminta pun, akan menceritakan tentang apa saja yang dipunyai, atau prestasi apa saja yang sudah diraih.

Hal ini selalu jadi topik pembahasan ketika sedang mengobrol. Sampai membuat orang yang mendengarnya jengah.

Sementara orang yang gak ada niatan pamer, justru umumnya malu untuk menceritakan. Khawatir nanti dibilang yang enggak-enggak.

3. Tujuannya menceritakan

Ilustrasi pameran buku. [shutterstock]

Kalau berniat pamer, apa yang ditunjukkan bertujuan mendapat pujian atau apresiasi dari orang lain.

Makanya, orang yang sering pamer, rentan stres.

Karena ketika reaksinya tidak sesuai dengan yang ia harapkan, jadi gak merasa puas. Ia butuh pengakuan.

Sementara orang yang gak pamer, bercerita atau menunjukkan apa yang ia miliki, niatannya untuk apresiasi diri. Malah perbuatannya itu jadi menginspirasi banyak orang.

4. Porsinya tepat

Ilustrasi pamer di media sosial (pexels.com/@daria)

Orang yang sekadar bangga, gak melulu menceritakan atau memperlihatkan nilai lebihnya.

Ia sadar, sikap seperti itu malah rentan membuat dirinya sombong atau jemawa.

Sementara orang yang berniat pamer, porsi bangganya udah kelewatan.

Setiap acara, selalu membicarakan tentangnya. Dan segala hal, selalu ditunjukkan.

Nah, dari perbedaan yang sudah dijelaskan tadi. Kamu masuk golongan yang mana nih. Yang suka pamer, atau sekadar bangga?

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Load More