SuaraJakarta.id - Sebuah rumah di kawasan Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menyita perhatian. Bukan karena bentuknya yang megah dengan desain kontruksi kekinian. Melainkan bangunannya yang masih asli sejak dibangun pada tahun 1932. Rumah itu diberi nama Rumah Aannemers.
Nama itu disematkan lantaran sebelumnya rumah itu masih satu kawasan dengan kantor perusahaan rel kereta zaman Belanda yang diberi nama De Opbouw Kantoor Van Vereenigde Aannemers oleh pendirinya, Tan Kim Ek.
Rumah Aannemers berada di Kampung Ranca Indah, Kelurahan Serpong. Lokasinya tak jauh dari Stasiun Serpong. Tak banyak yang tahu lokasi rumah yang tengah digagas jadi destinasi baru wisata sejarah di Serpong ini.
Sebab, lokasinya berada di perkampungan padat penduduk dan cukup pelosok. Ditambah banyak jalan pintasan dan sempit. Sehingga pendatang yang menuju ke rumah itu dijamin akan salah alamat alias nyasar terlebih dahulu.
Baca Juga: Sejarah Kerajaan Pajajaran, Kerajaan Bercorak Hindu Runtuh Diserang Kesultanan Banten
Kontruksinya yang masih asli membuat penampilan Rumah Aannemers cukup mencolok di tengah himpitan rumah-rumah warga di sekitarnya. Dindingnya didominasi dengan bilik bambu. Sedangkan jendelanya masih terbuat dari kayu dan dilapisi teralis besi.
Di bagian depan terdapat tiang penyangga yang semuanya terbuat dari kayu jati asli. Bilik tak hanya di dinding, tapi juga jadi penutup di bagian langit-langit rumah. Lantainya masih berbentuk tegel lawas berwarna abu tua klasik.
Sementara pintunya pun masih berbentuk asli jaman dulu alias jadul, berwarna kuning semu. Di setiap daun pintu terdapat motif kotak persegi panjang ke bawah.
Di atas pintu masuk bagian depan, terdapat tulisan rumah tersebut milik A Z Akmin, dibangun sejak 1932. Di pintu lainnya di sebelah kiri, terpampang foto seorang perempuan merupakan istri dari pemilik Rumah Aannemers.
Emed, salah satu keluarga yang juga tinggal di samping rumah tersebut bercerita, bahwa rumah itu dibangun oleh seorang pengusaha rel kereta keturunan Cina bernama Tan Kim Ek.
Baca Juga: Sejarah Hari Batik Nasional, Kenapa Jatuh Tanggal 2 Oktober?
Tan Kim Ek, juga mendirikan kantor di wilayah tersebut yang dinamai dengan bahasa Belanda, De Opbouw Kantoor Van Vereenigde Aannemers. Ia kemudian menikahi salah seorang gadis pribumi Serpong yang merupakan keluarga buyut Emed.
Berita Terkait
-
Liburan Paskah Tak Perlu Mahal, Ini 5 Wisata Magetan di Bawah Rp 30 Ribu
-
Kabid DLH Tangsel Nangis Kejer, Kejati Banten Kembali Tetapkan 1 Tersangka Korupsi Sampah
-
Nah Lho! Nangis Layaknya Anak Kecil, Kabid DLH Tangsel Mewek usai Ditahan Kasus Korupsi Sampah
-
Gili Trawangan, Wisata Incaran Turis Lokal Maupun Mancanegara di Lombok
-
5 Tempat Wisata di Garut yang Lagi Hits, Cocok Dikunjungi Saat Libur Paskah
Tag
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Jay Idzes Ditunjuk Jadi Kapten ASEAN All Star vs Manchester United!
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
- Kejutan! Justin Hubner Masuk Daftar Susunan Pemain dan Starter Lawan Manchester United
- Sosok Pria di Ranjang Kamar Lisa Mariana Saat Hamil 2021 Disorot: Ayah Kandung Anak?
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Indonesia Tuan Rumah Piala AFF U-23 2025
-
Aksi Kamisan di Semarang: Tuntut Peristiwa Kekerasan terhadap Jurnalis, Pecat Oknum Aparat!
-
Belum Lama Direvitalisasi, Alun-alun Selatan Keraton Solo Dipakai Buat Pasar Malam
-
IHSG Susah Gerak, Warga RI Tahan Belanja, Analis: Saya Khawatir!
-
Penurunan Fungsi Kognitif Akibat Kebiasaan Pakai AI: Kemajuan atau Ancaman?
Terkini
-
Terobosan Transportasi Jabodetabek: Transjakarta Ekspansi Besar-Besaran, Ini Rute-Rute Barunya
-
Bongkar Muat Biang Kerok Macet Parah di Tanjung Priok! Polisi Siapkan Jalur Alternatif
-
Pramono Luncurkan Transjabodetabek 21 April, Sekalian Gratiskan Naik Transum di Jakarta
-
Libatkan Tim Jibom, 205 Personel Polisi Dikerahkan Amankan Paskah di Gereja Katedral
-
Bank DKI Didemo Depan Balai Kota Sampai Menginap, Pramono: Itu Wajar