Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Rabu, 13 Oktober 2021 | 17:41 WIB
Kondisi rumah Murtapiah yang ambruk usai diguyur hujan di Jalan Pendidikan 2, Kelurahan Parigi, Pondok Aren, Kota Tangsel, Rabu (13/10/2021). [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]

SuaraJakarta.id - Nasib malang dialami Murtapiah. Nyawa nenek berusia 60 tahun di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) itu terancam usai rumah yang dihuninya roboh setelah diguyur hujan.

Lokasinya berada di Jalan Pendidikan 2, RT 1 RW 21 Kelurahan Parigi, Pondok Aren, Tangsel. Rumah Murtapiah roboh pada Senin (10/10/2021) malam.

Murtapiah bercerita, peristiwa itu terjadi usai dirinya melaksanakan shalat Maghrib. Saat itu, dia dan anak cucunya tengah berkumpul menikmati makan usai berpuasa.

Tiba-tiba suara genteng berjatuhan dan gemuruh terdengar dari dapur dan kamar. Kejadian itu, berlangsung cepat hingga sebagian atap rumahnya ambruk rata menyentuh tanah.

Baca Juga: Jadi SMA Terbaik di Indonesia, Ada Peran Penting BJ Habibie Dibalik Sukses MAN IC Serpong

"Tiba-tiba banyak suara genteng jatuh, atap kayunya ambruk kenceng banget sampai ada suara gemuruh," katanya ditemui SuaraJakarta.id, Rabu (13/10/2021).

Murtapiah menyebut, kondisi rumahnya itu memang sudah hampir roboh. Bahkan, atap di dapur dipasangi kayu penyangga sejak setahun lalu. Luas area yang ambruk itu diperkirakan mencapai 100 meter persegi.

"Sudah setahun lebih dipasangi kayu karena sudah mau roboh. Tapi kemarin karena habis kena hujan, akhirnya roboh," ungkapnya.

Murtapiah mengaku, dia menjanda usai suaminya Musa Abraham meninggal setahun lalu. Kini, dia tinggal bersama anak dan cucunya. Total termasuk dirinya, ada 11 orang tinggal di rumah tersebut.

Meski rumahnya ambruk, Murtapiah bersyukur tak ada anak cucunya yang jadi korban meskipun salah satu cucunya nyaris tertimpa tumpukan genteng dari atap.

Baca Juga: Diduga Gegara Tolak Ikut Demo, 2 Mahasiswa Unpam Tangsel Babak Belur Dikeroyok

"Pas kejadian, cucu saya yang satu lagi tidur di kamar. Genteng sudah pada jatuh, untung nggak sampai menimpa cucu. Habis itu langsung buru-buru diamanin. Setelah itu malah tambah ambruk," paparnya.

Kini, Murtapiah serta anak cucunya itu hanya bisa pasrah tinggal di sebagian ruang rumahnya. Meski begitu, Murtapiah merasa was-was lantaran sebagian besar atapnya itu sudah rapuh dan tinggal menunggu giliran roboh.

Murtapiah berharap, pemerintah setempat mau membantu untuk memperbaiki rumahnya yang ambruk itu.

"Pengennya biar enak, lebih aman. Pengen diperbaiki. Masih ruwet, enggak aman takut roboh," ungkapnya.

Di tempat yang sama, Lurah Parigi Rachmat mengatakan, sejumlah bantuan sudah datang ke rumah Murtapiah. Mulai dari pihak kelurahan, BPBD, dan Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan Pertanahan.

"Dari pihak kelurahan sudah turun dan memberikan bantuan. Sementara ini keluarga yang rumahnya roboh itu akan di kontrakan," kata Rachmat saat meninjau rumah warganya yang ambruk itu.

Soal bantuan perbaikan rumah itu, pihaknya juga sudah mendapat informasi akan ada bantuan perbaikan dari pihak terkait.

"Untuk perbaikan rumahnya nanti akan ditangani juga oleh Dinas Perkim dimasukan ke dalam program bedah rumah. Tetapi mungkin baru akan direalisasikan tahun depan karena saat ini sudah masuk anggaran akhir tahun," pungkasnya.

Kontributor : Wivy Hikmatullah

Load More