SuaraJakarta.id - Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari meminta warga waspada meningkatnya potensi bencana banjir atau longsor akibat fenomena alam La Nina yang datang bersamaan dengan masa puncak musim hujan di Indonesia.
"La Nina masih akan berlangsung, puncaknya hingga Januari-Februari. Ini bersamaan dengan puncak curah hujan sehingga akan membawa peningkatan frekuensi dan intensitas curah hujan di beberapa tempat di Indonesia," kata Abdul dalam konferensi pers secara daring yang diikuti di Jakarta, Sabtu.
Ia meminta masyarakat meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana. Salah satu cara untuk mengidentifikasi wilayah rawan bencana adalah dengan mengakses Dashboard InaRISK BNPB di laman inarisk.bnpb.go.id.
"Itu hampir seluruh informasi tentang kebencanaan ada di situ," jelasnya.
Baca Juga: BNPB Ungkap Penyebab Banjir Bandang Kota Batu
Abdul Muhari mencontohkan berdasarkan data InaRISK, wilayah Kota Batu yang terdampak banjir bandang pada Kamis (4/11/2021) merupakan kawasan potensi longsor dengan tingkat risiko menengah-tinggi.
Sebagai upaya mencegah jatuhnya korban, BNPB selalu memberikan peringatan kepada masyarakat jika terjadi hujan deras yang berpotensi menyebabkan bencana banjir atau longsor.
"Kami mendapatkan informasi dari BMKG setiap hari tentang informasi cuaca, tetapi tentu saja kita perlu tahu waktu yang tepat kapan harus mengevakuasi masyarakat pada kondisi hujan deras," katanya.
Dia menjelaskan cuaca yang harus diwaspadai adalah ketika hujan sangat deras terjadi lebih dari satu jam dan jarak pandang kurang dari 30 meter.
Jika hal ini terjadi maka masyarakat harus melakukan evakuasi.
Baca Juga: La Nina Ancam Indonesia, Potensi Sebabkan Banjir dan Ancam Ketahanan Pangan
"Kalau ini sudah berjalan satu jam, maka saatnya masyarakat yang ada di kelerengan, yang ada di daerah rendah sepanjang bantaran sungai untuk evakuasi sementara sampai curah hujan agak turun dan situasi menjadi aman kembali," ujarnya.
Untuk memudahkan penyebaran informasi peringatan dini atau evakuasi, Abdul Muhari meminta semua pihak terkait untuk mempersiapkan jejaring komunikasi berbasis komunitas. [Antara]
Berita Terkait
-
Misi Kemanusiaan di Tengah Lebaran, Tim Aju BNPB Terbang ke Myanmar Pasca Gempa
-
Jakarta dan Jawa Barat Masih Berpotensi Hujan Sampai 1 April, BNPB Lakukan Rekayasa Cuaca
-
BNPB Pastikan Tidak Ada Korban Jiwa Akibat Erupsi Gunung Lewotobi
-
La Nina Ancam Panen Raya Petani, Waka Komisi IV DPR Desak Pemerintah Lakukan Hal Ini
-
Tips Aman Mudik Pakai Kendaraan Pribadi dari BNPB: Pantau Selalu Perkiraan Cuaca
Terpopuler
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Daftar Pemain Timnas Belanda U-17 yang Gagal Lolos ke Piala Dunia U-17, Ada Keturunan Indonesia?
- Titiek Puspa Meninggal Dunia
- Gacor di Liga Belanda, Sudah Saatnya PSSI Naturalisasi Pemain Keturunan Bandung Ini
- Eks Muncikari Robby Abbas Benarkan Hubungan Gelap Lisa Mariana dan Ridwan Kamil: Bukan Rekayasa
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan Kamera Beresolusi Tinggi, Terbaik April 2025
-
Harga Emas Terbang Tinggi Hingga Pecah Rekor, Jadi Rp1.889.000
-
Dari Lapangan ke Dapur: Welber Jardim Jatuh Cinta pada Masakan Nusantara
-
Dari Sukoharjo ke Amerika: Harapan Ekspor Rotan Dihantui Kebijakan Kontroversial Donald Trump
-
Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
Terkini
-
Kebocoran Dana Bank DKI, Politisi PSI Desak BPK dan OJK Turun Tangan Lakukan Audit
-
Gubernur Pramono Singgung Performa Inkonsisten Rizky Ridho di Persija: Di Timnas Mainnya Bagus
-
Halal Bihalal Berujung 'Sidang', Gubernur Pramono Tanya Biang Kerok Performa Persija Jeblok
-
Janji Tinggal Janji? Warga Kampung Bayam Gigit Jari, Kunci KSB dari Gubernur Pramono Cuma Simbolis!
-
Banten-Jakarta Berbagi Macet hingga Banjir, Andra Soni Cs Temui Pramono Anung di Balai Kota