Kronologi Pencurian Tas Keluarga Pasien di Masjid RSAB Harapan Kita, Biaya untuk Berobat

SuaraJakarta.id - Aksi pencurian terjadi di Masjid Assyifa RSAB Harapan Kita, Jakarta Barat. Peristiwa itu terjadi pada Selasa (7/12/2021) dini hari lalu.

Pelaku berhasil mencuri tas berisi uang jutaan rupiah milik keluarga pasien yang tengah tertidur pulas di teras masjid.

Aksi pencurian itu terekam kamera CCTV dan viral di media sosial setelah diunggah sejumlah akun Instagram.

Nursin (51), marbot Masjid Assyifa RS Harapan Kita menceritakan kronologi pencurian tas berisi uang pengobatan pasien tersebut.

Baca Juga: Viral Pengantin Jadi Korban Saweran Saat Nikah, Jumlah Uang Bukan Main

"Lima orang tidur di dekat tembok. Mereka menginap di teras masjid ini sejak empat hari lalu," kata Nursin saat ditemui di lokasi, Kamis (16/12/2021).

Nursin menjelaskan, pelaku masuk ke lantai dua tempat parkir dan berjalan ke teras. Saat itu korban tengah tertidur lelap.

Pelaku kemudian mengambil tas yang berada di sekitar tempat korban tertidur sekitar pukul 01.00 WIB.

Selang setengah jam kemudian korban terbangun dan melihat tasnya sudah raib. Sontak ia pun langsung menangis histeris dan membuat keluarga lain yang juga menginap menjadi kaget.

"Korban menceritakan, ada uang sekitar Rp 8 juta di dalam tas tersebut. Uang itu untuk biaya pengobatan anggota keluarganya,” kata Nursin.

Baca Juga: Duit Berobat Ludes Digasak Maling, Tangis Korban Bangunkan Marbot Masjid RS Harapan Kita

Kemudian, Nursin membawa korban ke meja marbot dan selanjutnya menyarankan korban melaporkan perisitiwa pencurian tas ini ke sekuriti RS Harapan Kita.

Korban pun mengadukan peristiwa ini ke sekuriti. Beberapa hari kemudian, melapor ke kepolisian.

Sementara itu, Kanit Reskrimum Polres Metro Jakarta Barat, AKP Avrilendy mengungkapkan, pihaknya sedang mengusut peristiwa pencurian tersebut.

Sejauh ini, kata Avrilendy, pihaknya sudah memeriksa beberapa barang bukti. Seperti rekaman kamera CCTV di lokasi hingga meminta keterangan saksi pelapor, tapi belum bisa memastikan identitas pelakunya.

"Kami akan maksimalkan penyelidikan untuk mengungkap pelaku," tegas Avrilendy.