SuaraJakarta.id - Panitia pelaksana Formula E telah menetapkan balapan Formula E Jakarta 2022 digelar di kawasan Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Gembong Warsono mengatakan pemilihan Ancol sudah tepat. Sebab tak mengganggu aktivitas warga.
"Intinya Ancol cocok dijadikan lokasi Formula E, sudah pas itu, karena pasti yang paling kesorot itu tidak menganggu aktivitas warga Ibu Kota," ujar Gembong saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (23/12/2021).
Selain dinilai tak menganggu aktivitas warga, Ancol juga dinilai cocok untuk pelaksanaan ajang balap mobil listrik tersebut pada Juni 2022 mendatang.
Hal tersebut, kata Gembong, karena Ancol merupakan lokasi wisata yang dapat dipamerkan ke kancah dunia internasional.
"Memang kan Ancol sebagai daerah wisata kan, wisawatan Jakarta, mudah-mudahan terbangun kolaborasi antara tidak mengganggu aktivitas warga dan itu memang daerah yang diperuntukan untuk wisata ibu kota," ucap dia.
Terkait fenomena banjir rob, Sekretaris DPD PDIP DKI itu meyakini penyelenggara yakni PT Jakpro, Formula E Operation (FEO) dan Federasi Otomotif Internasional (FIA) sudah mengantisipasi adanya banjir rob yang kerap terjadi di kawasan utara Jakarta.
"Kalau rob saya kira sudah diantisipasi oleh penyelenggara, saya kira Ancol adalah pilihan yang baik jika dibandingkan dengan alternatif lain," tutur Gembong.
Karenanya, ia berharap balapan Formula E Jakarta dapat berjalan lancar dengan baik.
Baca Juga: Sorot Anies Revisi UMP, Gilbert PDIP: Harusnya Konsultasi Dulu, Kita Bukan Negara Federal
Sehingga uang rakyat yang digunakan untuk membayar commitment fee tidak dihamburkan sia-sia.
"Harapan kita bahwa uang yang dikeluarkan Rp 560 miliar itu tidak sia-sia, tidak terhambur percuma itu aja, karena itu duit rakyat yang harus kita pertanggungjawabkan dengan baik," katanya.
Sebelumnya, panitia Formula E telah mengumumkan kawasan Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara, sebagai lokasi ajang balap mobil listrik itu. Rencananya, lintasannya akan dibentuk menyerupai kuda lumping.
Ketua Organizing Committee Formula E Jakarta 2022, Ahmad Sahroni mengatakan, penentuan Ancol sebagai lokasi balapan karena sejumlah pertimbangan. Kawasan rekreasi itu dianggap sudah sesuai dengan kriteria yang ada.
"Adapun beberapa hal yang menjadi pertimbangan kami adalah venue yang ikonik, yang khas Jakarta, namun juga sesuai dengan standar FEO dan FIA. Selain itu, pertimbangan lainnya adalah tidak mengganggu fasilitas umum," ujar Sahroni di kawasan Ancol, Rabu (22/12/2021).
Berita Terkait
-
Sudah Ada Jalan Raya, Sirkuit Formula E di Ancol Otomatis Sudah Jadi 60 persen
-
Bakal Ditonton 60 Ribu Orang, Ancol Bakal Ditutup Kecuali untuk Formula E
-
Alasan Ancol Dipilih sebagai Lokasi Formula E
-
Ini Lokasi Formula E di Jakarta
-
Diminta Mundur dari Formula E karena Bahayakan Jokowi, Sahroni: PSI Is My Best Friend
Terpopuler
- Lagi Jadi Omongan, Berapa Penghasilan Edi Sound Si Penemu Sound Horeg?
- Tanpa Naturalisasi! Pemain Rp 2,1 Miliar Ini Siap Gantikan Posisi Ole Romeny di Ronde 4
- 5 Pemain Timnas Indonesia yang Bakal Tampil di Kasta Tertinggi Eropa Musim 2025/2026
- Brandon Scheunemann Jadi Pemain Paling Unik di Timnas Indonesia U-23, Masa Depan Timnas Senior
- Siapa Sebenarnya 'Thomas Alva Edi Sound Horeg', Begadang Seminggu Demi Bass Menggelegar
Pilihan
-
9 Negara Siaga Tsunami Pasca Gempa Terbesar Keenam Sepanjang Sejarah
-
Bantah Sengaja Pasang 'Ranjau' untuk Robi Darwis, Ini Dalih Pelatih Kim Sang-sik
-
Dikritik Habis Legenda, Pemain Timnas Indonesia U-23 Tetap Diguyur Bonus Ratusan Juta
-
Selamat Tinggal Gerald Vanenburg! Resmi Tak Latih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025
-
Sebelum Justin Hubner, Pemain Keturunan Maluku Lebih Dulu Gabung Fortuna Sittard
Terkini
-
Pungli Berkedok Seragam di SMKN 8 Tangsel, Bayar Rp2,7 Juta, Kuitansi Tanpa Stempel
-
5 Alasan Krusial Mengapa Wajib Memakai Pelembap Sebelum Make Up
-
Hindari 5 Warna Cat Ini Agar Ruang Tamu Mungil Tidak Terasa Sempit
-
Rahasia MUA: 5 Bedak Premium Kunci Riasan Pengantin Flawless dan Anti-Geser
-
Indonesia Bicara Baik: Membangun Narasi Positif di Tengah Kebisingan Digital