Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Rabu, 19 Januari 2022 | 22:27 WIB
Suasana lokasi pengungsian warga RW 02 Kelurahan Tegal Alur, Jakarta Barat, yang terdampak banjir, Rabu (19/1/2022). [Suara.com/Faqih Fathurrahman]

SuaraJakarta.id - Puluhan warga RW 02 Tegal Alur, Jakarta Barat, terpaksa harus tidur di pengungsian setelah rumah mereka terendam banjir.

Banjir di Tegal Alur terjadi sejak Rabu (19/1/2022) dini hari akibat hujan deras yang mengguyur wilayah setempat.

Salah satu warga korban banjir Jakarta di Tegal Alur, Hasnawi (55) mengatakan, telah mengungsi di RPTRA sejak semalam.

Warga RT 08 ini mengatakan, mengungsi karena banjir merendam kediamannya hingga mencapai ketinggian sekitar 50 sentimeter (cm).

Baca Juga: 11 RT di Tegal Alur Terendam Banjir, Ribuan Warga Enggan Mengungsi, Ketua RW: Kejauhan

"(Sekitar) jam 1 malam lah. (Banjir) sedengkul,” ujarnya saat ditemui di tempat pengungsian, Rabu (19/1/2022).

Posko banjir warga RW 02 Kelurahan Tegal Alur, Jakarta Barta, Rabu (19/1/2022). [Suara.com/Faqih Fathurrahman]

Hasnawi menceritakan, awalnya, pada Selasa (18/1/2022) malam, ia masih enggan mengungsi karena ketinggian air baru mencapai 15 cm.

Namun, saat malam hari, hujan kembali turun sehingga menambah debit air.

"Iya naik lagi. Waktu jam 8 malam itu sudah surut. Nah jam 10.30 WIB naik lagi. RT pada bangunin warga. Kebetulan rumah saya, kasur mulai basah," jelasnya.

Hasnawi mengungkapkan, wilayahnya memang kerap menjadi langganan banjir.

Baca Juga: Titik Banjir Jakarta Meluas Menjadi 102 RT, Terbanyak di Kelurahan Tegal Alur

Namun kali ini adalah yang terparah dalam dua tahun terakhir sejak banjir pada malam Tahun Baru 2020.

"Biasanya memang banjir. Tapi kecil aja banjirnya. Terakhir banjir parah itu 2019 pas mau Tahun Baru 2020," tuturnya.

Dimas (26) salah seorang pengendara motor yang kendaraannya mogok akibat nekat menerobos banjir di Jalan Kamal Raya, Tegal Alur, Jakarta Barat, Rabu (19/1/2022). [Suara.com/Faqih Fathurrahman]

Selama di pengungsian, lanjut Hasnawi, ia bersama pengungsi banjir lainnya belum mendapatkan bantuan berupa selimut atau vitamin dari pemerintah terkait.

Warga, kata dia, hanya menerima bantuan berupa makanan matang hasil swadaya masyakarat sekitar.

"Kalau masalah bantuan makan dapat (dari swadaya warga)," pungkasnya.

Kontributor : Faqih Fathurrahman

Load More