Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Kamis, 20 Januari 2022 | 15:21 WIB
Kendaraan melintasi banjir yang menggenangi Jalan Bungur Raya, Jakarta, Selasa (18/1/2022). Selain tingginya intensitas hujan, banjir tersebut juga disebabkan oleh sistem drainase yang buruk. [ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga]

SuaraJakarta.id - Pengamat Tata Kota dari Universitas Trisakti Jakarta Nirwono Yoga angkat bicara terkait banjir Jakarta beberapa hari terakhir ini.

Menurutnya, pembangunan sumur resapan di Jakarta terbukti tidak efektif menanggulangi banjir.

"Banjir yang terjadi sekarang, sekali lagi menunjukkan atau membuktikan bahwa pembangunan sumur resapan tidak efektif sama sekali dalam mengatasi genangan atau banjir lokal," kata Nirwono, Kamis (20/1/2022).

Nirwono menjelaskan, banjir yang terjadi menunjukkan buruknya sistem drainase atau saluran air di Jakarta, karena tidak optimal pembenahannya.

Baca Juga: 610 Warga Jakarta Barat Masih Mengungsi Akibat Banjir

"Lebih baik dana sumur resapan digunakan untuk merehabilitasi seluruh saluran air kota," ucap dia.

Menurut dia, Pemprov DKI Jakarta harus melakukan rehabilitasi besar-besaran dengan dimensi yang lebih besar dan terhubung langsung dengan situ, danau, embung, waduk (SDEW), terdekat untuk menampung air saluran.

SDEW, lanjut dia, juga harus direvitalisasi, dikeruk, diperdalam, hingga diperluas, untuk meningkatkan daya tampung air hujan dan limpasan dari saluran air sekitar.

"Banjir yang terjadi sekarang menunjukkan Pemprov DKI Jakarta belum siap mengantisipasi banjir," ucapnya.

Sebelumnya, Pemprov DKI menganggarkan Rp 400 miliar untuk membuat sumur resapan dengan target 26 ribu unit pada 2021.

Baca Juga: Banjir Jakarta Mulai Surut Setelah Seharian, 610 Orang Masih Mengungsi

Sedangkan pada 2022, anggaran untuk sumur resapan dicoret sebesar Rp 330 miliar di Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta. Dalam pembahasan di Komisi B DPRD DKI disepakati sebesar Rp 122 miliar, tapi saat dibawa ke Badan Anggaran, nominal tersebut kembali dicoret.

Sebelumnya, pada Selasa (18/1) siang cuaca ekstrem terjadi di Jakarta menyebabkan banjir di sejumlah titik.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat, pada Rabu (19/1) hingga pukul 18.00 WIB, ada 102 Rukun Tetangga (RT) di Jakarta Barat dan Jakarta Utara, terjadi banjir dengan ketinggian bervariasi hingga 100 cm.

Kepala Pusat Data dan Informasi Kebencanaan BPBD DKI, M Insyaf, mengatakan, banjir terjadi akibat curah hujan tinggi, rob, dan luapan kali Semongol, mengakibatkan 1.194 jiwa warga di sejumlah kelurahan di dua wilayah itu mengungsi.

BPBD DKI mencatat hingga Kamis (20/1) hingga pukul 09.00 WIB, sembilan RT di Kelurahan Tegal Alur, Jakarta Barat, masih tergenang dengan ketinggian air 40 cm.

Load More