Scroll untuk membaca artikel
Erick Tanjung | Fakhri Fuadi Muflih
Kamis, 27 Januari 2022 | 16:52 WIB
Pembelajaran Tatap Muka atau PTM dengan kapasitas 100 persen di SD Negeri 02 Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan. (Suara.com/Yaumal)

SuaraJakarta.id - Perhimpunan Pendidikan dan Guru atau P2G meminta agar kegiatan Pembelajaran Tatap Muka/PTM 100 persen di Jakarta segera dihentikan. Pasalnya, saat ini sudah 90 persen sekolah ditutup karena temuan kasus Covid-19.

Kepala Bidang Advokasi P2G, Iman Zanatul Haeri mengatakan kondisi ini membuat para guru, orang tua, dan siswa merasa cemas dalam melaksanakan PTM 100 persen yang masih berjalan. Situasi ini disebutnya tidak memberikan rasa aman dan nyaman.

"P2G meyakini, sebenarnya yang tutup lebih dari 90 sekolah, sebab ada orang tua yang belum lapor ke sekolah dan Disdik," ujar Iman kepada wartawan, Kamis (27/1/2022).

Jumlah sekolah yang menghentikan PTM 100 persen terus bertambah tiap pekannya dari 39 sekolah, lalu 43 sekolah, dan sekarang 90 sekolah. Padahal belum 1 bulan PTM 100 persen dilaksanakan di Jakarta.

Baca Juga: PDPI Kritik Pemerintah Tangani Covid-19 yang Selalu Terlambat; Virus Saja Bergerak Cepat, Masa Kita Tidak Berubah Juga

"Kami meminta Dinas Kesehatan provinsi gencar melakukan swab PCR dan active case finding kepada sekolah, siswa, dan guru, untuk mendeteksi dan memitigasi kenaikan kasus," jelasnya.

Koordinator Nasional P2G Satriwan Salim pun mendesak Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan termasuk kepala daerah sekitar daerah aglomerasi menghentikan skema PTM 100 persen demi keselamatan dan kesehatan semua warga sekolah. Setidaknya, PTM diubah skemanya menjadi 50 persen saja.

"Kami memohon agar Pak Anies mengembalikan kepada skema PTM Terbatas 50 persen. Dengan metode belajar blended learning sebagian siswa belajar dari rumah, dan sebagian dari sekolah. Metode ini cukup efektif mencegah learning loss sekaligus life loss," pungkasnya.

Load More