Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah | Fakhri Fuadi Muflih
Kamis, 27 Januari 2022 | 20:49 WIB
Ketua DPRD Jakarta Prasetio Edi Marsudi. (Suara.com/Fakhri Fuadi)

SuaraJakarta.id - Fraksi PAN DPRD DKI Jakarta pasang badan setelah Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi melontarkan sindiran keras atas proses pembuatan sirkuit Formula E yang dibandingkan dengan mainan mobil balap, Tamiya. Apalagi tender untuk menentukan penggarap lintasan sempat dinyatakan gagal.

Ketua Fraksi PAN DPRD DKI Jakarta, Bambang Kusumanto meminta Prasetio tidak menggiring opini publik ke arah negatif hanya karena tender Formula E sempat dinyatakan gagal. Masyarakat disebutnya nantinya akan terpengaruh agar ikut berharap ajang ini tak terlaksana.

"Hanya karena keterangannya gagal tender, beberapa pihak menuding, menggiring opini publik, seolah-olah Formula E pasti gagal. Narasinya menggambarkan doa berharap event ini gagal," ujar Bambang kepada wartawan, Kamis (27/1/2022).

Menurutnya, dalam kondisi sekarang ini masyarakat dan pihak lainnya, seharusnya memberikan dukungan kepada PT Jakarta Propertindo atau Jakpro selaku penyelenggara Formula E.

Baca Juga: Kasus Omicron Melonjak, Penyelenggara Formula E Jakarta Studi Banding ke Arab Saudi

Bambang pun yakin pembuatan lintasan Formula E akan berjalan lancar dan selesai sesuai target pada April 2022 mendatang.

"Ini masih on progress, rencana tetap berjalan. Harusnya kita kasih kesempatan dulu, kasih semangat," ujarnya.

Dia pun meminta agar Prasetio dan pihak lainnya tidak sampai menghasut publik untuk berharap ajang balap mobil listrik Formual E ini gagal.

"Jangan menghasut publik untuk menolak perhelatan yang masih dikerjakan," tuturnya.

Bahkan lebih buruknya lagi, kata Bambang, jika memang dibiarkan saja kondisi politik memanas karena Formula E, investor bisa saja kabur dan tidak jadi membiayai ajang ini.

Baca Juga: Sebut Tender Sirkuit Formula E Gagal karena Tak Laku, PDIP: Perusahaan Tak Mau Ambil Risiko

Padahal, Formula E menurutnya penting untuk diadakan demi mendongkrak perekonomian ibu kota yang sempat ambruk karena pandemi COVID-19.

"Katanya mau Jakarta maju, mau ekonominya membaik, ayo dukung, kasih masukan yang membuat event ini semakin bagus. Sayang kalau anak-anak muda tenaga dan pikirannya hanya digunakan untuk menjatuhkan, bukan inovasi yang membangun," pungkasnya.

Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PAN Bambang Kusumanto (kiri) bersama mendiang Abraham Lunggana (Suara.com/Chyntia Sami B)

Diberitakan sebelumnya, Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi tak yakin pembuatan lintasan Formula E di kawasan Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara bisa selesai tepat waktu. Sampai sekarang pengerjaan di lokasi belum dimulai dan lintasan ditargetkan selesai April 2022.

Menurut Prasetio, tiga bulan pengerjaan sirkuit tidak mungkin dilakukan. Ia menyindir pembuatan sirkuit Formula E tidak sama dengan membuat trek mainan mobil balap atau tamiya.

"Buat trek balap bukan kayak buat lintasan Tamiya. Rasionalnya dua tahun bos," ujar Prasetio di gedung DPRD DKI, Rabu (26/1/2022).

Menurut Prasetio, membuat sirkuit balapan tidak boleh sembarangan. Apalagi Formula E merupakan balapan mobil listrik dengan kecepatan tinggi.

"Kencangnya mobil Formula E itu hampir sama dengan F1. Bedanya satunya pakai mesin dan satu lagi pakai listrik," jelasnya.

Dewan Pembina Ikatan Motor Indonesia (IMI) ini menyebut infrastruktur lintasan harus memadai. Misalnya, aspal harus kualitas terbaik agar kendaraan yang melintas cepat tetap stabil.

Lintasan atau sirkuit balap Formula E yang berada di Ancol, Jakarta Utara dan bernama Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC). [ANTARA/Abdu Faisal]

Ia pun menyayangkan lokasi balapan di Ancol yang merupakan tempat buangan lumpur. Kondisi ini disebutnya semakin sulit untuk membuat trek balapan berkualitas.

"Enggak boleh sembarangan landasan dibuat 3 bulan, nanti tiba-tiba pas lagi belok aspalnya terkelupas," ucapnya.

Karena itu, politisi PDIP ini meminta agar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tidak tergesa-gesa dalam melakukan persiapan Formula E.

Jika nantinya hasilnya buruk, ajang ini malah akan berbalik menjadi membuat buruk nama Indonesia.

"Jangan emosionalnya yang dipakai, ini sangat membahayakan, apalagi ini membawa nama negara yang kebetulan ada di Jakarta," pungkas Ketua DPRD DKI Jakarta.

Load More